Penelitian dari Universitas Nottingham menyerukan peningkatan kesadaran tentang gejala kanker tulang pada anak dan remaja. Banyak anak mengalami penundaan dalam diagnosis, yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini mengidentifikasi perbedaan gejala pada kanker tulang dan menekankan pentingnya diagnosis dini untuk meningkatkan hasil perawatan.
Penelitian terbaru dari Universitas Nottingham menyerukan peningkatan kesadaran terhadap gejala kanker tulang pada anak dan remaja. Di Inggris, lebih dari 150 kasus didiagnosis setiap tahun, tetapi banyak yang mengalami keterlambatan signifikan dalam diagnosis, yang memengaruhi peluang bertahan hidup mereka. Dengan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang yang stagnan, mendesak perlunya diagnosis dan intervensi yang lebih cepat.
David Walker, Prof. Emeritus Onkologi Pediatrik di Universitas Nottingham, menyoroti bahwa penelitian ini bagian dari proyek Child Cancer Smart yang bertujuan untuk mendeteksi kanker anak lebih awal. “Upaya meningkatkan hasil untuk anak-anak dengan tumor tulang tidak menghasilkan kemajuan dalam tingkat kesembuhan atau disabilitas dalam hampir dua dekade,” pungkasnya. Pentingnya memahami perbedaan gejala antara kanker tulang, seperti Ewing sarcoma dan osteosarcoma, juga ditekankan.
Dr. Anita Chithiramohan, seorang GP, menekankan perlunya mengidentifikasi tanda peringatan kanker tulang pada anak. Gejala yang tidak spesifik serta tumpang tindih dengan kondisi umum dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis. Oleh karena itu, penting bagi profesional kesehatan untuk lebih mengenali tanda-tanda kanker tulang agar dapat mempercepat diagnosis.
Kira-kira satu dari sepuluh pasien mengalami penundaan lebih dari tiga bulan sebelum melaporkan gejala kepada tenaga medis. Kieran Maxwell, yang didiagnosis Ewing sarcoma, memerlukan waktu 14 bulan dari awal rasa sakit sebelum dirujuk untuk pemeriksaan. Ibunya, Nicola, mengungkapkan penyesalan bahwa diagnosis Kieran seharusnya bisa lebih cepat.
Contoh lain adalah Ben, yang didiagnosis osteosarcoma enam minggu setelah direferensikan oleh GP-nya. Ibunya, Karen, menekankan pentingnya pengakuan gejala, terutama karena banyaknya anak yang mengalami migren atau cedera tetapi bukan kanker. Temuan penelitian ini akan digunakan untuk mengembangkan panduan rujukan untuk tenaga kesehatan.
Ashley Ball-Gamble, CEO CCLG, menambahkan bahwa penelitian ini menyoroti perlunya diagnosis lebih cepat untuk kanker tulang pada anak dan remaja. Peningkatan kesadaran di kalangan profesional kesehatan sangat penting untuk mempercepat diagnosis dan memulai pengobatan lebih awal, sehingga memberikan harapan yang lebih baik bagi pasien.
Kanker tulang adalah salah satu dari sepuluh jenis kanker paling umum pada anak-anak. Namun, kurangnya kesadaran di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat menyebabkan banyak kasus terlambat terdiagnosis. Diagnosis yang ditunda dapat mengakibatkan penurunan peluang bertahan hidup, meskipun efek jangka panjang dan tingkat keparahan kanker tulang pada anak tetap perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil pengobatan.
Meningkatkan kesadaran tentang gejala kanker tulang pada anak dan remaja sangat krusial untuk mendorong diagnosis lebih awal. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pengenalan tanda-tanda kanker kepada dokter umum dan masyarakat agar mereka lebih siaga terhadap kemungkinan kanker tulang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
Sumber Asli: www.miragenews.com