Komite Penyaringan Nasional (NSC) mendiskusikan ulang kebijakan pengujian PSA setelah pengumuman Sir Chris Hoy tentang kanker prostat terminal. Saat ini, pengujian tidak direkomendasikan secara rutin di Inggris. NSC mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk layanan terarah untuk pria berisiko tinggi. Menteri Kesehatan mengakui masalah ini sedang ditangani, menekankan pentingnya kebijakan berbasis bukti.
Komite Penyaringan Nasional (NSC) menghadapi tekanan untuk mempertimbangkan ulang kebijakan pengujian PSA untuk kanker prostat, setelah pengumuman memilukan dari Sir Chris Hoy mengenai diagnosis kanker terminalnya. Menurut dokumen, ada banyak permintaan untuk meninjau kembali skrining kanker prostat sejak pengumuman ini. Dalam pertemuan pada 24 November, NSC mencatat bahwa mereka menerima lebih banyak permintaan terkait hal ini, seiring dengan perhatian publik tentang penyakit yang diderita Hoy.
Sir Chris, peraih enam medali emas Olimpiade, telah didiagnosis menderita kanker prostat stadium 4 pada September 2023, setelah merasa nyeri di bahunya. Ia didiagnosis dengan kanker yang telah menyebar ke tulangnya, dengan prediksi hidup antara dua hingga empat tahun. Situasi ini telah memperbarui desakan untuk memperkenalkan skrining kanker prostat.
Saat ini, berdasarkan kebijakan yang ada, pengujian PSA tidak ditawarkan secara rutin oleh NHS, meskipun pria di atas 50 tahun dapat meminta pengujian tersebut dari dokter umum mereka. NSC menyatakan bahwa mereka tidak merekomendasikan skrining kanker prostat, tetapi mereka sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk layanan terarah bagi pria yang berisiko lebih tinggi, seperti berdasarkan etnis dan riwayat keluarga.
NSC sedang meninjau penelitian tentang penggunaan pemindaian MRI untuk deteksi kanker prostat yang lebih akurat. Data awal dari studi pemodelan yang diperintahkan sedang ditinjau, tetapi hasil lengkapnya baru akan tersedia tahun depan. Mei lalu, program Radio 4 ‘Inside Health’ yang menampilkan Sir Chris mendapat respon positif atas diskusi yang informatif tentang kanker prostat dan skrining.
Dalam menanggapi pertanyaan di parlemen, Menteri Kesehatan Andrew Gwynne menyatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari topik ini. Dia menekankan bahwa saat ini, pengujian PSA tidak direkomendasikan di Inggris karena ketidakakuratan pengujian saat ini yang bisa berakibat buruk bagi beberapa pria. Namun, dia menyatakan harapan untuk kemajuan teknologi di masa depan.
Menteri juga mengumumkan peluncuran panggilan bukti untuk mendukung Rencana Kanker Nasional baru yang akan diterbitkan tahun ini. Prostate Cancer UK sebelumnya menyerukan perubahan kebijakan agar dokter dapat mendiskusikan pengujian PSA dengan pria kulit hitam mulai usia 45 tahun, karena mereka memiliki tingkat diagnosis kanker yang lebih tinggi. Sebuah studi Eropa menunjukkan perbedaan signifikan dalam pengujian PSA antar negara yang berkaitan dengan overdiagnosis.
Analisis yang diterbitkan oleh peneliti AS juga menunjukkan bahwa efek buruk setelah pengobatan kanker prostat bisa sangat signifikan dan bertahan lama.
Protes publik dan kesadaran yang lebih besar tentang kanker prostat, terutama setelah pengumuman Sir Chris Hoy mengenai diagnosisnya, mendorong permintaan untuk mengubah kebijakan pengujian PSA di Inggris. Kebijakan saat ini tidak merekomendasikan skrining rutin, tetapi ada kekhawatiran tentang diagnosis dan perawatan yang bisa mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian baru dan data riset menjanjikan untuk memperbaiki pendekatan dalam menangani kanker prostat.
Komite Nasional sedang menghadapi tekanan untuk meninjau kembali kebijakan skrining kanker prostat setelah diagnosis Sir Chris Hoy. Sementara itu, penelitian tentang cara yang lebih baik untuk mendeteksi kanker ini sedang berlangsung, dan perubahan dalam kebijakan diharapkan dapat diimplementasikan jika bukti cukup kuat untuk mendukungnya. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya skrining kanker prostat juga meningkat, khususnya di kalangan populasi berisiko tinggi.
Sumber Asli: www.pulsetoday.co.uk