Algoritma AI berpotensi mendeteksi kanker payudara satu tahun lebih awal. Riset menunjukkan sensitivitas deteksi meningkat hingga 30% dengan peninjauan ulang oleh radiolog, menggunakan MRI dari dataset besar. Penelitian ini fokus pada pasien berisiko tinggi dan berencana mengeksplorasi penggunaan AI untuk pengurangan frekuensi pemeriksaan bagi pasien berisiko rendah.
Sebuah algoritma AI berpotensi mendeteksi kanker payudara satu tahun lebih awal dari metode yang ada saat ini, khususnya pada individu berisiko tinggi. Penelitian mengungkapkan bahwa algoritma ini dapat membantu menentukan individu yang berisiko rendah sehingga mereka bisa memperlambat frekuensi pemeriksaan tahunan.
Algoritma ini menggunakan model jaringan saraf konvolusional yang dilatih dengan data MRI dari 52.598 payudara. Model selanjutnya disempurnakan dengan dataset retrospektif yang mencakup 3.029 MRI dari 910 pasien berisiko tinggi. Dalam analisis ini, algoritma berhasil mendeteksi kanker yang terdiagnosis pada 115 kasus satu tahun lebih awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meninjau ulang 10% MRI yang dinilai berisiko tinggi oleh AI, deteksi kanker dapat meningkat hingga 30%. Sementara radiolog mengenali korelasi visual pada 83 kasus kanker yang terbukti biopsi, algoritma AI dapat menunjukkan area anatomi di mana kanker diidentifikasi dalam 66 kasus.
“Radiolog sudah sangat baik dalam mendeteksi kanker. Kemampuan untuk menemukan kanker dari tahun lalu adalah kabar baik untuk teknologi MRI,” ujar Lukas Hirsch, PhD, peneliti pascadoktoral di City College of New York.
Hirsch menjelaskan bahwa motivasi utama pengembangan algoritma ini adalah untuk menghadapi masalah yang belum memiliki solusi dalam pengenalan kanker. Penelitian ini melibatkan evaluasi sebelumnya untuk mendeteksi potensi malignansi dalam kasus yang sebelumnya dinyatakan jinak.
Hasilnya menunjukkan algoritma ini dapat meningkatkan sensitivitas deteksi kanker dengan kemampuan mendeteksi kasus sebelum hasil positif diperoleh. Langkah selanjutnya termasuk implementasi klinis untuk mempermudah pekerjaan radiolog dan juga mengevaluasi pasien yang sangat berisiko rendah untuk kemungkinan dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan.
Deteksi dini kanker payudara sangat krusial bagi individu berisiko tinggi. Metode tradisional terkadang tidak dapat menangkap kanker pada tahap awal, sehingga algoritma AI yang mampu mendeteksi kanker satu tahun lebih awal menjadi solusi inovatif. Penelitian yang diadakan menggunakan data besar untuk meningkatkan akurasi dalam mendeteksi potensi malignansi di antara pasien yang memiliki riwayat keluarga kanker atau faktor risiko lain.
Algoritma AI yang dikembangkan dapat meningkatkan deteksi kanker payudara hingga satu tahun lebih awal dibandingkan metode konvensional. Ini dapat mengubah pendekatan dalam skrining dan memungkinkan penyesuaian jadwal pemeriksaan berdasarkan risiko individual. Inovasi ini menunjukkan potensi AI dalam optimasi prosedur kesehatan dalam deteksi kanker.
Sumber Asli: www.healio.com