Studi di AS dan Jerman menunjukkan bahwa program intensif penghentian merokok yang terkait dengan skrining kanker paru-paru mengarah pada tingkat keberhasilan yang tinggi. Interaksi dengan dokter selama skrining meningkatkan motivasi untuk berhenti merokok. Digital health applications juga menawarkan akses lebih mudah untuk penghentian. Penghentian merokok seharusnya menjadi bagian wajib dari skrining kanker paru dengan perlindungan biaya dari asuransi kesehatan.
Quitting smoking sulit, terutama dengan sumber daya yang terbatas. Sebuah studi di AS menunjukkan bahwa program intensif yang menggabungkan terapi perilaku dan obat dengan program skrining kanker paru-paru memberikan tingkat keberhasilan tertinggi, mirip dengan konseling telepon. Dokter spesialis paru, Alexander Rupp, MD, menekankan pentingnya memanfaatkan interaksi rutin dalam kesehatan untuk mendorong berhenti merokok, terutama saat skrining kanker paru.
Jerman akan meluncurkan program skrining kanker paru untuk individu berisiko tinggi, terutama perokok aktif dan mantan perokok. Program ini bisa menjadi titik balik untuk upaya penghentian merokok di negara tersebut. Di AS, program skrining ini sudah berjalan dan telah meningkatkan motivasi untuk berhenti merokok.
Rupp menjelaskan bahwa kontak berulang dengan dokter dan hasil CT scan yang perlu dimonitor berkontribusi pada peningkatan motivasi. “Standar emas” adalah kombinasi dukungan terapi perilaku dan pengobatan. Penelitian mendapati dampak positif dari pendekatan perawatan yang lebih intensif terhadap tingkat keberhasilan berhenti merokok.
Meskipun cara penghentian merokok yang lebih intensif terbukti efektif, sumber daya untuk program tersebut terbatas. Hanya ada sekitar 455 penyedia program penghentian merokok di Jerman untuk 16 juta perokok. Oleh karena itu, diperlukan program yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya.
Studi di AS membandingkan tiga strategi penghentian merokok dengan intensitas berbeda. Kelompok pertama adalah program terintegrasi dengan sesi terapi perilaku dan pengobatan, sementara kelompok kedua lebih ringan dengan konsultasi telepon. Sebanyak 37,1% peserta kelompok pertama berhenti merokok setelah 3 bulan.
Digital health applications, seperti Smoke Free, menawarkan dukungan terapi perilaku untuk menghentikan merokok. Rupp menyatakan bahwa solusi digital ini dapat meningkatkan akses ke strategi penghentian merokok, meskipun menghadapi tantangan procrastination dari perokok.
Integrasi penghentian merokok ke dalam skrining kanker paru menjadi penting. “Ini tentang kanker, dan pasien biasanya takut,” kata Rupp. Beberapa organisasi medis di Jerman menyerukan agar penghentian merokok dijadikan komponen wajib dalam protokol skrining kanker paru, dengan biaya ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Skrining kanker paru-paru berfokus pada individu berisiko tinggi, seperti perokok. Keberhasilan program penghentian merokok dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan momen interaksi kesehatan saat pemeriksaan skrining. Pentingnya dukungan terapi perilaku dan obat dalam penghentian merokok telah dikenal luas, dan penelitian menunjukkan bahwa semakin sering program dilaksanakan, semakin tinggi tingkat keberhasilan untuk berhenti merokok.
Program skrining kanker paru-paru dapat mendorong perokok untuk berhenti merokok melalui interaksi rutin dengan tenaga medis. Penggabungan terapi perilaku dan pengobatan dalam strategi penghentian terbukti meningkatkan keberhasilan. Dukungan digital merupakan alternatif yang menjanjikan, tetapi tantangan utama adalah procrastination. Integrasi penghentian merokok ke dalam skrining kanker paru harus menjadi prioritas untuk meningkatkan keberhasilan penghentian.
Sumber Asli: www.medscape.com