Studi di Jepang menunjukkan bahwa biosimilar ABP 215 tidak berbeda signifikan dari Avastin dalam hal kelangsungan hidup bebas progresi dan efek samping, serta menghasilkan penghematan 800.000 yen per pasien. Penelitian ini penting untuk mendukung penggunaan biosimilar sebagai alternatif yang efektif dan terjangkau di bidang onkologi.
Sebuah studi observasional retrospektif di Jepang menemukan tidak ada perbedaan signifikan dalam kelangsungan hidup bebas progresi (PFS) atau keamanan antara pasien kanker kolorectal yang dirawat dengan biosimilar bevacizumab ABP 215 (Mvasi) dan produk referensi, Avastin. Penelitian ini juga memperkirakan penghematan biaya sebesar 800.000 yen Jepang (sekitar $5.100) per pasien spesifik untuk biosimilar.
Strategi pengobatan kanker kolorectal bergantung pada karakteristik tumor, kemungkinan reseksi bedah, dan mutasi. Untuk tumor yang tidak dapat dioperasi, bevacizumab merupakan salah satu pengobatan utama yang menyasar faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) dan diluncurkan pada tahun 2004. Studi terpusat pada perbandingan efektivitas dan keamanan ABP 215 pada populasi Jepang.
Penelitian ini melibatkan 121 pasien yang menggunakan produk referensi dan 38 pasien yang menggunakan biosimilar. Evaluasi PFS dilakukan selama dua tahun, menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok (HR, 1.07; 95% CI, 0.89-1.29). PFS median adalah 8.41 bulan untuk kelompok referensi dan 7.13 bulan untuk kelompok ABP 215.
Efek samping yang paling umum ditemukan di kedua kelompok adalah hypoalbuminemia, anemia, dan penurunan jumlah neutrofil. Efek samping serius dengan grade 3 atau lebih juga terjadi pada kedua kelompok, terutama anemia dan neutropenia yang mungkin terkait dengan kemoterapi berbasis fluoropyrimidine.
Rata-rata biaya per pasien adalah 1.157.707 yen untuk kelompok produk referensi dan 362.630 yen untuk kelompok biosimilar, menunjukkan potensi penghematan sekitar 800.000 yen per pasien menggunakan biosimilar. Meskipun penelitian ini kecil dan dilakukan di satu pusat, hasil ini menunjukkan ABP 215 aman dan efektif untuk direkomendasikan di Jepang untuk mengurangi biaya medis.
Bevacizumab adalah antibodi monoklonal yang menghambat angiogenesis dalam pengobatan kanker, termasuk kanker kolorectal. Biosimilar, seperti ABP 215, memberi alternatif biaya yang lebih rendah dengan efektivitas yang serupa. Penelitian ini menganalisis perbedaan antara biosimilar dan produk referensinya di populasi Jepang, dengan tujuan menilai PFS, efek samping, dan penghematan biaya. Dengan lebih banyak biosimilar yang memasuki pasar, penting untuk membandingkan hasilnya dengan terapi asli.
Studi menunjukkan bahwa ABP 215 memiliki efektivitas dan keamanan yang sama dengan Avastin pada pasien kanker kolorectal di Jepang. Penggunaan biosimilar dapat memberikan penghematan biaya signifikan. Rekomendasi untuk penggunaan ABP 215 dapat membantu dalam mengurangi biaya perawatan kanker yang tinggi bagi pasien.
Sumber Asli: www.centerforbiosimilars.com