Tim dari KAIST menemukan teknologi untuk mengubah sel kanker kembali menjadi sel normal tanpa merusaknya. Mereka mengidentifikasi “saklar molekuler” yang bisa memicu pembalikan kanker saat transisi dari sel normal ke kanker terjadi. Penelitian ini menunjukkan potensi terapi baru dalam pengobatan kanker.
Tim peneliti dari KAIST, yang dipimpin oleh Profesor Kwang-Hyun Cho, baru-baru ini berhasil mengembangkan teknologi inovatif untuk mengubah sel kanker kembali ke keadaan normal tanpa membunuhnya. Penemuan ini menyoroti bagaimana sebuah “saklar molekuler” dapat memicu pembalikan kanker pada saat sel normal berubah menjadi sel kanker.
KAIST (Kepala Kwang-Hyung Lee) mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi fenomena transisi kritis di mana sel normal berubah menjadi sel kanker. Proses ini mirip dengan air yang menguap pada suhu 100℃, di mana perubahan mendasar terjadi pada titik tertentu akibat akumulasi perubahan genetik.
Tim peneliti mendapati bahwa sel normal dapat memasuki keadaan transisi kritis yang tidak stabil, di mana sel normal dan sel kanker ada bersamaan sebelum sel normal bertransformasi menjadi kanker. Metode ini berhasil diterapkan pada sel kanker kolon, membuktikan bahwa karakteristik sel kanker dapat dipulihkan menjadi seperti sel normal.
Teknologi ini secara otomatis menginformasikan model jaringan genetik dari data RNA single-cell dan menemukan saklar molekuler untuk pembalikan kanker melalui analisis simulasi. Diharapkan teknologi ini dapat diterapkan untuk mengembangkan terapi pembalikan untuk kanker lainnya di masa depan.
Profesor Kwang-Hyun Cho menekankan, “Kami telah menemukan saklar molekuler yang dapat mengembalikan nasib sel kanker ke keadaan normal, dengan menangkap momen transisi kritis sebelum sel berubah menjadi kanker yang tidak dapat dipulihkan.”
Penelitian ini melibatkan Dr. Dongkwan Shin, Dr. Jeong-Ryeol Gong, dan mahasiswa pascasarjana Seoyoon D. Jeong, berkolaborasi dengan tim dari Universitas Nasional Seoul. Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal internasional ‘Advanced Science’ pada 22 Januari.
Penelitian di bidang onkologi berfokus pada pemahaman proses perubahan sel normal menjadi kanker. Transisi kritis adalah saat penting di mana sel mulai mengalami perubahan mendasar menjadi sel kanker. Teknologi yang dikembangkan oleh tim KAIST berpotensi merubah pendekatan pengobatan kanker dengan mengubah sifat sel kanker daripada menghancurkannya, mendekati pengobatan yang lebih efektif dan mampu mengurangi efek samping yang biasanya dihadapi pasien kanker.
Temuan KAIST membuka kemungkinan baru dalam pengobatan kanker dengan teknologi yang dapat membalikkan sel kanker menjadi sel normal. Penemuan saklar molekuler ini menjanjikan untuk menyelidiki lebih dalam proses kanker dan menawarkan harapan bagi pasien melalui pengembangan terapi inovatif di masa depan.
Sumber Asli: www.news-medical.net