Peneliti mengembangkan terapi baru menggabungkan implan pabrik sitokin dan penghambat checkpoint untuk mengobati tumor mesothelioma. Implan melepaskan IL-2 untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh, dengan hasil studi menunjukkan efek sangat positif pada tikus. Implan ini memberikan harapan untuk pengobatan kanker lebih efektif dan mendukung uji klinis yang akan datang.
Para peneliti dari Rice University dan Baylor College of Medicine telah mengembangkan pengobatan baru untuk mengeliminasi tumor mesothelioma stadium lanjut pada tikus dalam waktu singkat. Metode inovatif ini menggabungkan implan “pabrik sitokin” yang memproduksi IL-2 dengan pengobatan penghambat checkpoint. Implan tersebut terdiri dari butiran mikroskopis yang dimasukkan di dekat tumor untuk melepaskan dosis tinggi IL-2 yang membantu merangsang sel darah putih dalam menyerang sel kanker. Studi terbaru menunjukkan potensi besar dari teknologi ini dan mendukung penggunaan pabrik sitokin dalam terapi kanker.
Implan terdiri dari butiran alginat ukuran 1,5 mm yang diisi dengan sel yang telah direkayasa secara genetik untuk memproduksi IL-2. Dengan penempatan strategis dekat tumor, terapi ini memberikan pasokan IL-2 yang konstan tanpa toksisitas sistemik yang biasanya muncul pada terapi kanker konvensional. Dalam penelitian mesothelioma, implan ini ditempatkan di dekat tumor dan dalam pleura, meningkatkan respon kekebalan dan membatasi efek samping.
Dr. Bryan Burt, ketua Divisi Bedah Toraks Baylor, menjelaskan tantangan dalam mengobati mesothelioma, yang sulit dihilangkan sepenuhnya melalui pembedahan karena sisa penyakit yang sering tertinggal. Pengobatan lokal dengan imunoterapi menghabiskan dosis tinggi di area pleura menjadi metode yang menarik untuk menangani masalah ini. Dalam studi tersebut, implan diuji sendiri dan dengan penghambat checkpoint PD-1, menghasilkan pembasmi tumor di lebih dari setengah hewan percobaan.
Ketika digunakan bersama dengan penghambat PD-1, tumor berhasil dihancurkan sepenuhnya pada semua tujuh tikus. “Sangat sulit untuk mengobati tumor mesothelioma, dan data kami menunjukkan pengiriman partikel imunoterapi secara regional memberikan respon yang sangat efektif,” ungkap Dr. Burt. Selain itu, kombinasi IL-2 dan penghambat PD-1 dapat melatih “sel T memori” untuk melawan kemungkinan kekambuhan kanker.
Ke depan, teknologi ini akan diuji pada pasien kanker ovarium setelah mendapat persetujuan FDA. Avenge Bio diharapkan memulai perawatan dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, penelitian ini membuka peluang untuk uji klinis selanjutnya bagi pasien mesothelioma dan kanker paru-paru dengan metastasis pleura, dan percobaan ini diperkirakan berlangsung di paruh kedua tahun 2023. Penelitian ini juga berpotensi untuk menyembuhkan cedera jantung akibat serangan jantung, menunjukkan fleksibilitas teknologi ini.
Pengobatan baru ini memanfaatkan teknologi implan pabrik sitokin yang memproduksi IL-2, ditujukan untuk meningkatkan respon imun terhadap kanker. Mesothelioma, yang sering dikaitkan dengan paparan asbes, adalah kanker sulit diobati yang sering memiliki sisa penyakit meskipun telah dioperasi. Penggunaan IL-2 yang disuplai secara lokal menjanjikan pengobatan yang lebih efektif bagi pasien, mirip dengan hasil penelitian pada kanker ovarium dan kolorektal.
Penemuan ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam penanganan kanker mesothelioma melalui teknologi pengobatan yang inovatif. Potensi pabrik sitokin IL-2 tidak hanya dapat digunakan untuk mesothelioma, tetapi juga untuk berbagai jenis kanker lainnya. Kolaborasi antara Rice University dan Baylor College of Medicine membuka jalan menuju percobaan klinis yang menjanjikan, menciptakan harapan baru bagi pasien kanker di masa depan.
Sumber Asli: www.thebrighterside.news