Dampak Rekomendasi Skrining PSA terhadap Kanker Prostat di California

Peningkatan insiden kanker prostat di California sejak 2010-an mungkin terkait dengan keputusan USPSTF melawan skrining PSA. Studi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus kanker prostat maju dan stagnasi dalam angka kematian pasca rekomendasi tahun 2012. Perlunya kolaborasi dokter-pasien dalam keputusan skrining dianggap penting untuk mengatasi masalah ini.

Sejak 2010-an, insiden kanker prostat dan angka kematian yang terkait telah meningkat di California. Studi baru menunjukkan bahwa tren ini mungkin dipengaruhi oleh rekomendasi dari United States Preventive Services Task Force (USPSTF) yang menentang skrining rutin menggunakan antigen spesifik prostat (PSA). Rekomendasi yang bervariasi selama dua dekade terakhir mempengaruhi kebijakan skrining untuk pria, terutama mereka yang berisiko tinggi, seperti pria kulit hitam non-Hispanik.

Penelitian terbaru menganalisis data dari 2004 hingga 2021, mencatat 387.636 kasus kanker prostat dan 58.754 kematian. Insidennya meningkat rata-rata 6,7% per tahun dari 2011 hingga 2021, dengan pria dari kelompok ras yang berbeda mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara angka kematian kanker prostat mengalami penurunan 2,6% per tahun dari 2004 hingga 2012, angka tersebut kemudian stagnan hingga 2021.

Peneliti Erin L. Van Blarigan mencatat bahwa perubahan pedoman USPSTF untuk tidak melakukan skrining PSA berkontribusi terhadap peningkatan signifikan kasus kanker prostat lanjut. Para ahli, termasuk Sophia Kamran, membenarkan bahwa rekomendasi tahun 2012 berperan dalam naiknya kasus metastasis kanker prostat dan dampaknya terhadap angka kematian. Namun, Dr. Scott Eggener menunjukkan bahwa pedoman ini juga mengurangi skrining dan perawatan yang tidak perlu bagi beberapa pria.

Ke depan, diharapkan rekomendasi tentang membuat keputusan bersama dapat membantu mengurangi insiden dan kematian kanker prostat. Namun, Kamran menunjukkan bahwa diskusi antara dokter dan pasien tentang skrining belum sepenuhnya berjalan efektif. Ini terutama terlihat di populasi yang kurang terlayani, di mana kesadaran dan akses terhadap skrining cenderung lebih rendah.

Untuk meningkatkan hasil kanker prostat, penting bagi dokter untuk melakukan skrining dengan cermat. Kamran merekomendasikan penggunaan data yang lebih luas, termasuk riwayat keluarga dan hasil pencitraan prostat, agar hanya pasien dengan penyakit klinis signifikan yang menjalani pengobatan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menggali lebih dalam faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kasus kanker prostat lanjut.

Kanker prostat semakin umum di California, dengan lonjakan insiden dan angka kematian yang tampaknya berhubungan dengan pedoman skrining PSA. Sejak 2008, rekomendasi oleh USPSTF terhadap skrining PSA mengalami perubahan drastis, memicu perdebatan tentang dampaknya terhadap kesehatan pria, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi.

Studi menunjukkan keterkaitan antara rekomendasi USPSTF tentang skrining PSA dan peningkatan risiko kanker prostat yang lebih lanjut. Rekomendasi untuk berbagi keputusan dalam skrining diharapkan dapat membantu, tetapi perlu kerja sama yang lebih baik antara dokter dan pasien, terutama di komunitas yang kurang terlayani. Penilaian yang komprehensif sebelum pengobatan sangat penting untuk mencegah pengobatan yang tidak perlu.

Sumber Asli: www.medscape.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *