Linda Bartels, seorang penyintas kanker serviks, mendorong wanita untuk melakukan skrining kanker serviks dan menjelaskan pentingnya vaksin HPV. Ia berkonsultasi dengan dokter setiap tahun dan menekankan bahwa mendengarkan tubuh bisa menyelamatkan nyawa.
Linda Bartels, seorang wanita dari Wauwatos, Wisconsin, yang didiagnosis kanker serviks hampir 15 tahun lalu, mengunjungi dokternya di Ascension Wisconsin setiap tahun. Diagnosanya muncul setelah mengalami pendarahan yang tidak biasa, yang memaksanya segera menjalani kemoterapi dan radiasi. Bartels merasa aman dengan tim medisnya dan percaya bahwa ia akan pulih. Saat ini, meski sudah dalam remisi, ia terus mendorong pentingnya skrining preventif untuk kanker serviks.
Menurut Dr. Irina Dimitrova, onkolog ginekologi di Ascension Wisconsin, panduan saat ini merekomendasikan wanita mulai melakukan skrining pada usia 21 tahun. Gejala kanker serviks bisa termasuk pendarahan abnormal dan nyeri panggul, tetapi beberapa gejala bisa tidak terlihat, menjadikan skrining sangat penting. Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV).
Vaksin HPV dapat mencegah kanker serviks dan tersedia untuk pria dan wanita berusia 9 hingga 45 tahun. Dr. Dimitrova mengungkapkan bahwa penelitian terbaru menunjukkan penurunan kasus kanker serviks pada wanita di bawah 25 tahun, yang kemungkinan akibat program vaksinasi HPV yang dimulai pada tahun 2006.
Bartels mencatat bahwa mendengarkan tubuhnya adalah kunci untuk hasil positif dalam perawatannya. Ia mengungkapkan rasa syukurnya setiap hari, menekankan pentingnya keluarga, teman, serta pengalaman hidup sederhana seperti menghadiri acara recitals, lebih berharga daripada mengejar gaji yang tinggi.
Kasus kanker serviks bisa dicegah dengan skrining dan vaksin HPV. Linda Bartels terus mendorong wanita untuk melakukan skrining preventif sejak usia 21 tahun. Meskipun telah pulih, ia berfokus pada pentingnya kesehatan dan mendengarkan tubuh.
Sumber Asli: spectrumnews1.com