Pasien dengan CLL dan MCL yang dirawat di pusat akademik memiliki hasil kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan di pusat komunitas. Studi ini melibatkan lebih dari 9700 pasien dan menyoroti kesenjangan dalam perawatan serta pentingnya akses yang setara terhadap perawatan kanker.
Pasien dengan leukemia limfositik kronis (CLL) dan limfoma sel mantel (MCL) yang dirawat di pusat kanker akademik mengalami hasil kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan yang dirawat di pengaturan komunitas. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam Leukemia & Lymphoma, mengungkapkan adanya kesenjangan dalam perawatan kanker di AS.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis data lebih dari 9700 pasien yang menjalani terapi sistemik antara 2013 dan 2022. Hasil menunjukkan bahwa pasien CLL di pusat akademik tidak mencapai median kelangsungan hidup, sementara di pusat komunitas adalah 80,5 bulan. Untuk MCL, median kelangsungan hidup di pusat akademik adalah 95,6 bulan, dibandingkan dengan 68,7 bulan di pusat komunitas.
Pusat akademik cenderung merawat pasien yang lebih muda dengan karakteristik penyakit berisiko tinggi, seperti del(17p) pada CLL, serta memiliki tingkat pendaftaran uji klinis yang lebih tinggi. Meskipun ada perbedaan latar belakang, pusat akademik tetap menunjukkan hasil kelangsungan hidup yang lebih baik.
Penggunaan penghambat tirosin kinase Bruton yang covalen lebih umum di pusat akademik dibandingkan dengan pengaturan komunitas, meskipun durasi pengobatan serupa. Terapi CAR T-cell masih jarang digunakan, dengan hanya 6,2% pasien di pusat akademik dan 1,3% di pusat komunitas yang menerima terapi ini.
Penelitian ini juga mencatat tantangan aksesibilitas dan kesetaraan dalam perawatan. Pasien di pengaturan komunitas umumnya lebih tua, sering kali tergantung pada Medicare atau tidak memiliki asuransi. Hal ini menyoroti kesenjangan dalam perawatan kanker khususnya di daerah pedesaan.
“Perbedaan berdasarkan ras dan etnis di tempat perawatan menimbulkan kekhawatiran tentang kesetaraan dan bagaimana perbedaan ini mungkin berkontribusi pada hasil yang berbeda berdasarkan ras,” jelas penulis. Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan keuntungan di pusat akademik.
Studi menunjukkan bahwa perawatan di pusat kanker akademik terkait dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi bagi pasien CLL dan MCL. Kesenjangan signifikan dalam hasil antara pusat akademik dan komunitas menyoroti pentingnya akses dan kesetaraan dalam perawatan kanker. Faktor lain seperti perbedaan umur, karakteristik penyakit, dan partisipasi dalam uji klinis juga perlu diperhatikan.
Sumber Asli: www.ajmc.com