Peneliti Cambridge Manfaatkan AI untuk Perangi Kanker

Peneliti di Cambridge memanfaatkan AI untuk meningkatkan cara pengobatan kanker. Alat seperti IRON untuk kanker ovarium memprediksi efektivitas terapi, sedangkan OSAIRIS mempercepat proses radioterapi. Penelitian ini mencakup deteksi kanker ginjal yang lebih awal dan analisis DNA untuk target pengobatan. Keseluruhan, inisiatif ini berfokus pada peningkatan hasil pasien dan pengobatan yang lebih tepat.

Para peneliti di Cambridge sedang menghadirkan teknologi AI yang dapat memprediksi respon pasien terhadap pengobatan kanker sebelum terapinya dimulai. Alat baru ini, fokus pada kanker ovarium, dapat menghemat waktu dengan menghindari terapi yang tidak efektif. Model AI IRON mengintegrasikan berbagai data pasien, seperti gambar CT, tes darah, dan riwayat kesehatan untuk membantu dokter dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa 39% wanita tidak merespon kemoterapi, dan IRON dapat memprediksi efektivitas kemoterapi dalam studi dengan 134 pasien.

Dr. Mireia Crispin-Ortuzar, salah satu pemimpin program kanker ovarium, menjelaskan bahwa teknologi ini memungkinkan untuk mengidentifikasi pasien yang akan diuntungkan dari pengobatan lebih awal. IRON juga menganalisis data dari gambar CT untuk menemukan pola yang tidak terlihat oleh mata manusia. Penelitian ini menjadi terobosan besar dalam cara kita memahami dan merawat kanker ovarium yang sering terdiagnosis pada tahap lanjut.

Seiring dengan upaya ini, para peneliti di Cambridge juga mengembangkan platform dukungan keputusan klinis yang akan membantu dokter dalam menafsirkan data pasien. INTEGRASI data yang kompleks dari berbagai sumber, seperti gambar, genom, dan protein, adalah kunci untuk merawat pasien secara presisi. Platform ini juga memungkinkan kolaborasi antar dokter.

Sebuah penelitian berbeda menunjukkan potensi AI dalam deteksi kanker ginjal yang lebih awal. Model ini dapat mendeteksi kanker ginjal kecil lebih akurat, mengurangi biaya screening, dan akhirnya meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model ini dapat mencapai akurasi yang sebanding dengan radiolog.

Teknologi lainnya, OSAIRIS, telah mengurangi waktu tunggu untuk radioterapi hingga dua minggu untuk tumor yang tumbuh cepat. Sistem ini menggunakan “digital twin” untuk mempercepat persiapan perawatan, menghemat waktu dokter dalam memetakan organ sehat di sekeliling tumor. AI ini berpotensi merevolusi pengalaman pasien kanker dengan mempercepat segala tahap perawatan.

Selain itu, penelitian di Cambridge juga menggunakan AI untuk membantu merancang terapi untuk kanker paling sulit diobati. Dengan menganalisis 7.880 tumor, mereka menemukan pola dalam DNA yang terganggu, membantu penentuan target yang tepat untuk pengobatan. Penemuan ini berpotensi membantu pengembangan pengobatan presisi.

Cambridge menjadi pusat penelitian kanker dengan tim yang berkomitmen untuk menemukan metode pengobatan yang lebih baik. Kolaborasi antara ilmuwan dan dokter di bidang ini berkontribusi pada kemajuan signifikan dalam diagnosis dan pengobatan kanker.

Penelitian di Cambridge tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam penanganan kanker menunjukkan potensi yang sangat besar. Dengan alat seperti IRON dan OSAIRIS, diagnosis, pengobatan, dan lamanya waktu tunggu pasien dapat diperbaiki. Diskusi tentang analisis data kompleks dan pengembangan pengobatan presisi telah menjadi tonggak baru dalam perawatan kanker.

Sumber Asli: www.cam.ac.uk

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *