Perubahan pada Protein Vimentin Penyebabkan Pertumbuhan Kanker Payudara Agresif

Mutasi pada protein vimentin meningkatkan agresivitas kanker payudara dengan meningkatkan stemness sel kanker secara estrogen independen. Penargetan vimentin dan RNA XIST menjadi strategi yang menjanjikan untuk pengobatan kanker payudara agresif. Tim yang dipimpin oleh peneliti di Queen Mary University menemukan bahwa perubahan pada residu asam amino di vimentin berkontribusi pada perilaku kanker yang lebih agresif.

Perubahan pada protein intermediate filament (IF), yaitu vimentin, dapat meningkatkan pertumbuhan tumor dengan meningkatkan stemness sel kanker, tanpa bergantung pada estrogen. Penargetan vimentin dan/atau RNA non-koding panjang (lncRNA) ‘XIST’ berpotensi menjadi strategi terapeutik yang efektif untuk mengobati kanker payudara agresif. Vimentin merupakan protein IF tipe III yang diungkapkan dalam sel-sel yang berkembang menjadi jaringan ikat, pembuluh darah, dan jaringan limfatik. Meski telah banyak dipelajari, perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan tumor masih jarang dieksplorasi.

Tim peneliti dari Queen Mary University di London menemukan bahwa mutasi kecil pada vimentin dapat membuat kanker payudara menjadi lebih agresif. Mereka mengidentifikasi perubahan residu amino asam sistein menjadi serin pada posisi 328 dalam vimentin yang mengganggu interaksi protein dengan jaringan struktural sel. Vimentin yang bermutasi memberi perilaku mirip kanker yang lebih agresif, seperti pertumbuhan sel yang lebih cepat, migrasi, dan invasi, dengan pengurangan adhesi sel.

Pengujian RNA-sequencing menunjukkan bahwa keberadaan vimentin mutan berasosiasi dengan peningkatan RNA non-koding XIST, yang menunjukkan hubungan antara mutasi ini dan perubahan ekspresi gen yang mendorong progresi kanker. Peneliti juga menemukan bahwa vimentin mutan memungkinkan pertumbuhan sel kanker payudara tanpa tergantung pada hormon estrogen ketika diinjeksi ke tikus yang sistem kekebalannya dikompromikan. Tumor di tikus tersebut menunjukkan ekspresi tinggi penanda sel kanker induk CD56 dan CD20, menunjukkan peran vimentin mutan dalam perilaku mirip sel kanker induk, yang sering terkait dengan progresi tumor dan resistensi terapi.

Penulis senior, Ahmad Waseem, Profesor Biologi Molekuler dan Seluler di Institut Kedokteran Gigi, menekankan pentingnya penemuan ini dalam memahami perkembangan dan penyebaran kanker payudara, serta potensi implikasinya untuk diagnosis dini, prognosis, dan strategi pengobatan yang ditargetkan. Penelitian ini juga membuka jalan baru untuk memahami perilaku sel kanker induk.

Andrew Yeudall, ko-penulis yang juga Profesor Biologi Oral, berkontribusi pada penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan MCF-7 sebagai model sel epitelial payudara yang tidak memiliki vimentin memudahkan definisi fungsi terkait mutasi vimentin. Temuan bahwa sel-sel ini menjadi lebih agresif dapat membuka peluang baru dalam pendekatan terapeutik untuk kanker payudara dan kanker lainnya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mutasi kecil pada protein vimentin dapat membuat kanker payudara lebih agresif melalui peningkatan perilaku sel kanker induk dan tanpa ketergantungan pada estrogen. Ditemukannya hubungan antara vimentin mutan dan RNA non-koding XIST menandakan potensi biomarker untuk identifikasi kanker pada jaringan payudara. Temuan ini membuka jalan untuk strategi terapi baru yang lebih efektif.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *