Penelitian NIH menemukan bahwa 48,6% wanita hamil dengan hasil abnormal dari tes cfDNA mungkin memiliki kanker tersembunyi. Kanker yang terdeteksi termasuk kanker usus besar, payudara, paru-paru, dan pankreas. Studi ini menekankan pentingnya pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi adanya kanker pada wanita hamil.
Penelitian oleh National Institutes of Health (NIH) menemukan bahwa 48,6% wanita hamil dengan hasil abnormal pada tes DNA sel bebas prenatal (cfDNA) menunjukkan adanya kanker yang tidak terdeteksi sebelumnya, seperti kanker usus besar, payudara, paru-paru, dan pankreas. Tes cfDNA mengkaji fragmen DNA plasenta dalam darah ibu untuk mendeteksi kelainan kromosom atau menentukan jenis kelamin bayi. Temuan ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.
Selain mendeteksi DNA fetal, tes cfDNA juga menemukan DNA dari sel darah merah ibu dan DNA abnormal yang dapat mengindikasikan kanker tersembunyi pada wanita hamil yang tidak menunjukkan gejala. Dalam analisis ini, 107 partisipan dari studi IDENTIFY diperiksa dengan MRI seluruh tubuh dan metode diagnostik standar, mengungkap 52 kasus kanker. MRI menunjukkan efektivitas tertinggi dalam mendeteksi kanker, sementara metode lain terbatas dalam mengidentifikasi kanker atau lokasinya.
Hasil abnormal pada tes cfDNA juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti fibroid, perbedaan kromosom plasenta dengan fetal, dan klonal hematopoiesis pada ibu, yang merupakan kondisi prakanker. Peneliti menekankan perlunya studi lanjutan untuk memvalidasi pola urutan cfDNA yang dapat mengindikasikan kanker dalam populasi hamil muda yang tidak menunjukkan gejala.
Studi ini melibatkan tim dari National Human Genome Research Institute, National Cancer Institute, dan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD).
Hasil penelitian NIH menunjukkan bahwa tes cfDNA prenatal dapat mendeteksi kanker tersembunyi pada wanita hamil. Lebih dari separuh partisipan yang mengalami hasil abnormal diuji positif kanker, dengan MRI terbukti paling efektif untuk deteksi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pola cfDNA yang menunjukkan kanker dalam kasus ini.
Sumber Asli: www.nih.gov