Dr. Omid Hamid membahas vaksin kanker IO102-IO103 yang menunjukkan respons tinggi dalam pengobatan melanoma metastatik, terutama dalam kombinasi dengan nivolumab dan pembrolizumab. Penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi penggunaannya di pengaturan perioperatif dan pendekatan personalisasi menggunakan jaringan tumor pasien.
Dr. Omid Hamid memberikan wawasan tentang potensi vaksin kanker dalam pengobatan melanoma. Ia menyebutkan vaksin yang sudah terbukti efektif dalam fase 2, menunjukkan tingkat respons lengkap tertinggi untuk melanoma metastatik. Penelitian saat ini mengeksplorasi penggunaan vaksin tersebut dalam pendekatan neoadjuvant. Vaksin IO102-IO103 yang dirancang untuk menargetkan sel IDO- dan PD-L1-positif terbukti menunjukkan potensi besar, terutama ketika dikombinasikan dengan nivolumab dan pembrolizumab.
Hamid menyoroti hasil dari uji coba fase 1/2 yang menunjukkan respons lengkap pada pasien dengan melanoma metastatik saat IO102-IO103 ditambahkan ke nivolumab. Vaksin ini sedang dievaluasi dalam uji coba fase 3 dibandingkan dengan pembrolizumab sendirian untuk pengobatan lini pertama. Vaksin ini juga berpotensi untuk mengembangkan vaksin tambahan menargetkan berbagai penanda kanker.
Sebelumnya, vaksin menunjukkan keterbatasan manfaat di pengaturan metastatik, tetapi IO102-IO103 berpotensi mengubah pandangan tersebut. Penelitian lanjutan fokus pada menguji aktivitasnya di lingkungan perioperatif. Pendekatan vaksin personalisasi yang menggunakan jaringan tumor pasien juga dapat memberikan kontribusi signifikan, mirip dengan terapi limfosit infiltrasi tumor (TIL).
Dengan memahami cara kerja T-cells yang multifungsi, Hamid menyimpulkan bahwa vaksin ini dapat mengarah pada peningkatan hasil untuk pasien melanoma.
Vaksin IO102-IO103 menunjukkan potensi besar dalam pengobatan melanoma metastatik, terutama dalam konteks kombinasi dengan terapi lain. Penelitian ke arah pendekatan neoadjuvant dan personalisasi vaksin mungkin membuka jalan baru bagi pengobatan kanker yang lebih efektif. Temuan ini memberikan harapan baru bagi pasien dan perkembangan vaksin dalam onkologi.
Sumber Asli: www.onclive.com