Ritu Salani, MD, MBA, menjelaskan Tantangan pengobatan kanker serviks yang meningkat, termasuk pergeseran ke pendekatan bedah terbuka dan kurang radikal. Penelitian terkait inhibitor checkpoint yang dikombinasikan dengan kemoterapi menunjukkan hasil yang menjanjikan. Terdapat juga penelitian pada terapi baru, di mana penting untuk memilih pasien dengan hati-hati untuk menjamin efektivitas pengobatan.
Ritu Salani, MD, MBA, memberikan penjelasan mengenai tantangan dalam pengobatan kanker serviks seiring dengan munculnya persetujuan baru oleh FDA dan penelitian terkini. Pendekatan bedah yang lebih terbuka dan pengurangan radikalisasi dalam operasi kini menjadi sorotan, dipicu oleh data yang menunjukkan bahwa pendekatan terbuka mengurangi angka kekambuhan dan kematian dibandingkan teknik minimal invasif, meski studi ROCC (NCT04831580) masih meneliti keamanan dari pendekatan minimal invasif dengan beberapa langkah pencegahan. Hal ini termasuk penggunaan sistem pengendalian tumor dan penghindaran alat manipulasi rahim.
Salani menekankan pentingnya seleksi pasien untuk operasi yang kurang radikal, memastikan bahwa pasien tidak dirugikan. Dua penelitian besar menunjukkan hasil positif dengan penggunaan inhibitor checkpoint dikombinasikan dengan kemoterapi, di mana pembrolizumab dan kemoterapi adalah kombinasi yang disetujui FDA di AS. Pemahaman tentang penggunaan immunoterapi di pasien yang sebelumnya telah menerima terapi yang sama masih perlu ditingkatkan.
Saat ini, tisotumab vedotin menjadi terapi lini kedua untuk pasien yang mengalami kekambuhan setelah terapi platinum. Penelitian tentang target HER2 juga menarik, tetapi prevalensinya yang rendah di kanker serviks berarti hanya sedikit pasien yang memenuhi syarat. Urutan penggunaan obat-obatan seperti T-DXd dan tisotumab vedotin tetap menjadi tantangan, dengan pasien yang dapat menerima berbagai terapi berdasarkan pemahaman dan aksesibilitas.
Salani menekankan pentingnya penelitian lanjutan mengenai penggunaan neratinib untuk pasien dengan mutasi somatik, meskipun tantangan dalam administrasinya dan potensi efek samping seperti diare perlu dievaluasi. Memantau mutasi ini menjadi praktik standar dengan penggunaan sequencing generasi lanjut. Keberadaan opsi yang beragam menjadi penting bagi pengobatan kanker serviks yang kompleks.
Perubahan signifikan dalam pendekatan dan strategi pengobatan kanker serviks mencakup: penggunaan teknik bedah terbuka, penyesuaian terapi dengan inhibitor checkpoint, dan penelitian lanjutan terhadap terapi baru. Memastikan pemilihan pasien yang tepat untuk prosedur bedah merupakan hal penting untuk mendukung hasil yang lebih baik. Adanya berbagai terapi memberikan peluang baru meskipun tantangan dalam pengurutan penggunaan serta pemantauan mutasi tetap ada.
Sumber Asli: www.onclive.com