Androgen deprivation therapy (ADT) untuk kanker prostat diangkat di Simposium ASCO 2025, dengan fokus pada manfaat onkologis dan kualitas hidup pasien. Penelitian menilai dua metode ADT, menunjukkan bahwa intermiten ADT mungkin lebih bermanfaat dibandingkan berkelanjutan. Data juga menunjukkan bahwa ADT berdampak negatif pada kualitas hidup jangka panjang pasien, terutama setelah radioterapi. Perlunya perawatan yang disesuaikan ditegaskan untuk mengurangi beban pasien.
Penelitian tentang androgen deprivation therapy (ADT) untuk kanker prostat menyoroti keseimbangan antara manfaat onkologis dan kualitas hidup pasien. Pada Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025, para peneliti mendorong pemilihan dan pengobatan yang disesuaikan bagi pasien. ADT dapat berupa orkiektomi, kastrasi medis, penghambat reseptor androgen, dan penghambat sintesis androgen.
Dua metode ADT yang diteliti adalah monoterapi dan kombinasi dengan radioterapi setelah prostatektomi. Meta-analisis menunjukkan bahwa intermiten ADT (iADT) dapat seefektif ADT berkelanjutan (cADT) dengan kualitas hidup yang lebih baik, meskipun lebih banyak studi acak diperlukan untuk konfirmasi.
Dalam analisis, faktor lama pengobatan ADT mengindikasikan dampak negatif terhadap kualitas hidup jangka panjang. Pasien yang menjalani ADT mengalami skor kualitas hidup global yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak, terutama setelah radioterapi. Durasi ADT yang lebih lama juga berkaitan dengan penurunan signifikan dalam kualitas hidup.
Hasil menunjukkan perlunya pendekatan pengobatan yang disesuaikan untuk seimbang antara kontrol penyakit dan beban pasien jangka panjang, terutama mengingat dampak negatif yang tercatat pada kualitas hidup pasien yang menerima ADT.
Penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan kualitas hidup pasien dalam penerapan ADT untuk kanker prostat. Ada kebutuhan mendesak untuk pendekatan teraputik yang menjaga keseimbangan antara hasil onkologis dan dampak pada kehidupan sehari-hari pasien. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan panduan yang jelas menuju pengobatan yang lebih efektif dan ramah pasien.
Sumber Asli: www.ajmc.com