Dr. Barry Goy memberikan wawasan tentang analisis retrospektif yang mengkaji hasil 15 tahun pada pasien kanker prostat risiko menengah. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan terapi pengurangan androgen tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup jika dibandingkan dengan terapi radiasi sinar eksternal saja.
Dr. Barry Goy, seorang onkolog radiasi di Kaiser Permanente Los Angeles Medical Center, membahas analisis retrospektif tentang hasil 15 tahun pasien kanker prostat risiko menengah (IRPC). Penelitian ini, yang dipresentasikan di Simposium Kanker Genitourinari 2025, mengevaluasi keefektifan terapi radiasi sinar eksternal (EBRT) dengan atau tanpa terapi pengurangan androgen neoadjuvant (NADT) dalam pengendalian penyakit jangka panjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada follow-up median 12,0 tahun, tingkat kelangsungan hidup spesifik kanker prostat 15 tahun adalah 91% untuk pasien IRPC yang menerima terapi STAD ditambah EBRT dan yang menerima EBRT saja (P = .67). Tingkat kelangsungan hidup keseluruhan adalah 53% untuk yang menerima STAD dan 51% untuk yang menerima EBRT saja (P = .82).
Goy menjelaskan bahwa onkolog perlu mempertimbangkan hasil ini dalam pengambilan keputusan menggunakan terapi pengurangan androgen secara rutin. Ia menekankan pentingnya menjelaskan manfaat terapi hormonal dalam meningkatkan kontrol PSA sambil mempertimbangkan keseluruhan tujuan pengobatan dan kualitas hidup pasien.
Ia juga membahas nuansa pemahaman pasien dan pengambilan keputusan, serta pentingnya diskusi yang diindividualisasi berdasarkan kebutuhan informasi dan kognisi pasien. Goy berkata, “Menambahkan 6 bulan terapi hormonal kemungkinan akan meningkatkan tingkat kontrol PSA Anda. Namun, tujuan utama kita dalam mengobati kanker prostat bukan hanya hasil PSA.”
Analisis ini menunjukkan bahwa penggunaan STAD dengan EBRT tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan satu-satunya menggunakan EBRT. Dengan demikian, penting bagi doketer untuk menyesuaikan pendekatan pengobatan dengan kebutuhan setiap pasien, termasuk mempertimbangkan kualitas hidup bersama pengendalian PSA.
Sumber Asli: www.targetedonc.com