Analisis ini mengungkap kurangnya pengujian HRRm dan penggunaan terapi PARP untuk pasien mCRPC. Hanya 63.6% pasien yang menjalani tes HRRm, dan banyak yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Terutama, tidak semua pasien positif BRCA1/2 dan ATM menerima terapi PARP yang memadai.
Data dunia nyata menunjukkan adanya celah dalam praktik klinis terkait pengujian mutasi gen perbaikan rekombinasi homolog (HRRm) dan pemberian pengobatan inhibitor PARP untuk pasien dengan kanker prostat metastatik tahan kastrasi (mCRPC). Berdasarkan temuan yang disampaikan pada Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025, 81% pasien tidak menjalani pengujian HRRm saat diagnosis, dan hanya 35% pasien positif HRRm yang menerima terapi PARP sebelum terapi lini ketiga. Penelitian itu menekankan perlunya peningkatan dalam edukasi dan praktik pengujian terstandarisasi.
Studi ini menekankan pentingnya pengujian HRRm yang tepat waktu untuk mengidentifikasi pasien mCRPC yang memenuhi syarat untuk terapi PARP. Hanya sebagian dari pasien positif HRRm yang menerima terapi yang sesuai. Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam pengelolaan klinis pada pasien mCRPC, baik dalam hal pengujian maupun penanganan yang tepat.
Sumber Asli: www.targetedonc.com