Penelitian di RPTU University Kaiserslautern-Landau menemukan mekanisme adapasi sel kanker aneuploidi. Sekitar 90% tumor kanker mengandung sel aneuploidi, menunjukkan kemampuan kanker untuk bertahan meskipun ada perubahan kromosom. Fakta ini membuka peluang untuk pengembangan terapi inovatif yang menargetkan proses adaptasi sel ini.
Sebuah studi oleh peneliti di RPTU University Kaiserslautern-Landau, Jerman, mengungkapkan mekanisme adaptasi sel kanker terhadap kelebihan kromosom. Penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 90% tumor terdiri dari sel aneuploidi, di mana sel memiliki set kromosom yang berubah. Tujuan utama adalah memahami bagaimana sel kanker dengan kelebihan kromosom mampu tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang biak.
Peneliti melakukan eksperimen dengan merekayasa sel untuk memiliki salinan tambahan kromosom dan menemukan bahwa sel tersebut tumbuh lebih baik setelah beberapa minggu. Mereka menggunakan bioteknologi dan bioinformatika, seperti urutan DNA generasi berikutnya dan spektrometri massa, dalam eksperimen mereka.
Studi ini juga menganalisis data observasional dari ribuan tumor aneuploid untuk mendukung relevansi klinis temuan mereka. Mereka menemukan tiga cara adaptasi sel kanker terhadap kelebihan kromosom: meningkatkan stabilitas genom, meningkatkan aktivitas faktor pertumbuhan FOXM1, dan menghapus bagian tertentu dari DNA ekstra yang menyandi gen penghambat tumor.
Temuan ini dapat membantu mengembangkan terapi baru yang menargetkan proses molekuler yang memungkinkan sel kanker tumbuh meskipun mengalami perubahan genetik. Fokus pada FOXM1 sebagai target potensial untuk obat kanker sudah menjadi sorotan dalam penelitian beberapa tahun terakhir.
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa sel kanker dengan kromosom ekstra mampu beradaptasi melalui peningkatan stabilitas genom, aktivitas FOXM1, dan penghapusan komponen DNA tertentu. Temuan ini menunjukkan potensi dalam pengembangan terapi kanker yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.news-medical.net