Studi terbaru menunjukkan penurunan insiden dan tingkat kematian kanker di Appalachia, namun kedua angka tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan penduduk non-Appalachia. Penelitian menemukan bahwa subregion Tengah memiliki hasil terburuk dan menyoroti perlunya pendekatan yang lebih ditargetkan untuk menangani angka kanker yang tinggi.
Pada Kamis, 13 Februari 2025, sebuah studi menunjukkan bahwa insiden dan tingkat kematian kanker sedang menurun di kawasan Appalachia, namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk non-Appalachia. Penelitian yang dilakukan oleh Todd Burus dan rekan-rekan dari Universitas Kentucky menganalisis data dari 2017 hingga 2021 untuk mengukur tingkat kanker memiliki indikasi jelas atas jenis-jenis kanker spesifik yang lebih umum muncul di kawasan ini.
Penelitian menunjukkan tingkat insiden kanker secara keseluruhan sebesar 466,6 per 100.000 penduduk dan tingkat kematian 165,5 per 100.000 pada populasi Appalachian, yang lebih tinggi 5,6% dan 12,8% dibandingkan non-Appalachian. Subregion Tengah Appalachia, terutama Kentucky Timur, mencatat tingkat insiden dan kematian tertinggi, masing-masing 495,9 dan 201,9 per 100.000.
Meskipun ada penurunan dalam insiden dan kematian kanker di Appalachia, tingkat tersebut masih lebih tinggi dibandingkan non-Appalachia. Subregion Tengah menunjukkan hasil yang paling memprihatinkan, mengindikasikan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengatasi disparitas ini. Upaya untuk menangani berbagai faktor penyebab, termasuk perilaku dan lingkungan, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Appalachia.
Sumber Asli: www.healthday.com