Analisis Manfaat dan Toksisitas Kombinasi ADC pada Kanker Kandung Kemih Lanjut

Dr. Salvador Jaime-Casas memimpin tinjauan tentang penggunaan ADC dalam kanker kandung kemih lanjutan, menyoroti manfaat dan efek samping. Sacituzumab govitecan ditarik setelah gagal memenuhi standar keseluruhan kelangsungan hidup, sedangkan enfortumab vedotin menunjukkan hasil yang lebih baik. Tinjauan menemukan ORR 66,2% dan efek samping grade 3 atau lebih pada hampir 60% pasien, terutama di bagian regimen SG.

Dr. Salvador Jaime-Casas dari City of Hope memimpin tinjauan sistematis enam uji coba terbaru untuk menganalisis kombinasi antibody-drug conjugates (ADCs) dalam kanker urothelial lanjut. Sacituzumab govitecan (SG) dan enfortumab vedotin (EV) menunjukkan manfaat terapeutik yang signifikan, meski bersama risiko efek samping yang tinggi, seperti neutropenia dan anemia. Dua ADC ini telah mengalami perjalanan berbeda dalam pengobatan kanker kandung kemih, dengan SG yang akhirnya ditarik dari pasar setelah gagal memenuhi kriteria keseluruhan kelangsungan hidup. Sementara itu, EV mendapatkan persetujuan reguler dan kombinasi dengan pembrolizumab baru-baru ini disetujui, menunjukkan pengurangan risiko kematian sebesar 49%. Dari lima uji coba yang dianalisis, terjadi 66,2% objektif respons rate (ORR), dan 58,4% pasien mengalami efek samping grade 3 atau lebih. Data menunjukkan bahwa kombinasi berbasis SG lebih cenderung menyebabkan efek samping dibanding kombinasi berbasis EV. Dalam wawancaranya, Jaime-Casas membahas dampak hasil tinjauan terhadap keputusan rekan sejawat dan pentingnya perhatian dalam penggunaan ADC agar biaya pengobatan bisa dikendalikan.

Kombinasi ADC dalam kanker urothelial menunjukkan potensi terapeutik yang menjanjikan, meskipun terkait dengan efek samping yang signifikan. Sacituzumab govitecan mengalami penarikan karena data keseluruhan kelangsungan hidup yang mengecewakan, sementara enfortumab vedotin berhasil membawa hasil yang lebih baik dan persetujuan baru. Studi ini memberikan wawasan penting bagi dokter dan pihak berwenang dalam merencanakan strategi perawatan di masa depan.

Sumber Asli: www.ajmc.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *