Studi menunjukkan bahwa CT scan pada pasien kanker paru-paru efektif dalam mendeteksi atherosclerosis dan risiko penyakit jantung. Sebanyak 77,9% pasien menunjukkan tanda atherosclerosis, dengan banyak diantaranya juga memiliki tekanan darah tinggi dan kebiasaan merokok. Temuan ini menyoroti pentingnya deteksi awal untuk meningkatkan perawatan pasien.
Sebuah studi yang disajikan pada kursus American College of Cardiology menunjukkan bahwa hasil imaging pada pasien kanker paru-paru dapat memprediksi risiko penyakit jantung. Penelitian ini menganalisis CT scan 276 pasien untuk menemukan tanda atherosclerosis yang sebelumnya dilakukan dalam evaluasi kanker paru-paru mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,9% pasien mengalami atherosclerosis. Dari semua peserta, 47,8% memiliki tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih, sementara 38% memiliki tekanan darah diastolik 80 mmHg atau lebih. Selain itu, 27,2% pasien terdiagnosis obesitas dan 88,8% adalah perokok, baik aktif maupun mantan.
Christopher Malozzi, DO, penulis utama, menyatakan, “Tujuan utama studi ini adalah menentukan adanya faktor risiko kardiak tradisional pada populasi kanker ini dan kegunaan CT imaging untuk mengidentifikasi atherosclerosis saat diagnosis kanker.” Pengenalan faktor risiko kardiak memungkinkan intervensi perawatan lebih awal untuk pasien.
Hasil temuan ini menekankan bahwa penggunaan imaging yang sudah ada dapat membantu pasien memahami risiko kardiovaskular tanpa memerlukan pemindaian tambahan. “Penggunaan imaging yang tersedia juga dapat mengurangi kebutuhan untuk pengujian tambahan dan menurunkan biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan,” tambah Malozzi.
Kursus Advancing the Cardiovascular Care of the Oncology Patient berlangsung dari 14 hingga 16 Februari di Heart House, Washington, D.C. Kursus ini dirancang untuk membantu dokter menemukan cara baru untuk meningkatkan perawatan kardiovaskular pada pasien kanker.
Temuan ini menunjukkan bahwa pemanfaatan imaging yang ada pada pasien kanker paru-paru dapat mengungkap risiko penyakit jantung, yang memungkinkan untuk pengobatan lebih dini dan pengurangan biaya kesehatan. Hal ini membuka jalan bagi deteksi risiko kardiovaskular yang lebih baik pada kelompok pasien ini tanpa memerlukan tambahan prosedur.
Sumber Asli: cardiovascularbusiness.com