Kanker serviks terutama disebabkan oleh HPV, yang bertanggung jawab atas banyak kanker global. Vaksin dan tes HPV merupakan metode penting untuk mengurangi insidennya. Penggunaan kit pengumpulan mandiri untuk tes HPV memberikan lebih banyak kontrol bagi pasien dan meningkatkan akses. Meskipun ada batasan, seperti kebutuhan untuk tes Pap setelah hasil positif, prospek pengujian di rumah sangat menjanjikan.
Kanker serviks umumnya disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV), yang juga terkait dengan beberapa virus penyebab kanker lainnya. HPV bertanggung jawab atas sekitar 13% kanker global dan 30% di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Vaksin HPV dan tes HPV menjadi kesempatan penting untuk mengurangi insiden kanker serviks, sejalan dengan inisiatif global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks pada tahun 2030.
Ada tiga metode skrining untuk kanker serviks: 1) Cytology (Tes Pap): Mengambil spesimen dari serviks untuk mencari sel kanker atau prekanker. 2) Pengujian HPV Primer: Menguji sampel untuk strain HPV berisiko tinggi. 3) Co-Testing: Menguji sekaligus cytology dan HPV.
Terobosan terbaru adalah kit pengumpulan mandiri untuk tes HPV, yang memungkinkan individu mengumpulkan spesimen tanpa membutuhkan pemeriksaan spesulum. Dr. Mitchell Linder menjelaskan keuntungan self-swab, yang memberi kontrol lebih kepada pasien dan meningkatkan akses ke skrining kanker serviks.
Sekitar 30% populasi yang memenuhi syarat tidak menjalani skrining kanker serviks karena berbagai alasan, seperti kesulitan akses, kecemasan, atau kondisi medis tertentu. Self-swab dapat meningkatkan deteksi dini hasil abnormal dan mengurangi angka kanker serviks. Meskipun saat ini swab mandiri hanya disetujui dilakukan di klinik, harapannya di masa depan kit rumahan juga akan disetujui.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang HPV dan dampaknya, kini memungkinkan untuk melakukan skrining HPV terlebih dahulu untuk menghindari hasil positif palsu pada tes sitologi. Saat ini, banyak negara seperti Belanda, Denmark, dan Australia telah merekomendasikan penggunaan self-swab. Meski demikian, jika hasil tes HPV positif, pasien tetap perlu menjalani tes Pap tradisional untuk memeriksa sel abnormal.
Keputusan mengenai kelayakan menggunakan self-swab sepenuhnya ada pada pasien dan penyedia layanan kesehatan. Di masa depan, ada harapan untuk pengujian di rumah dan bahkan tes darah HPV untuk menghilangkan kebutuhan pengambilan sampel dari vagina.
Vaksin dan pengujian HPV menjadi langkah krusial dalam mengatasi kanker serviks. Self-swab menawarkan solusi inovatif, memberikan akses lebih besar bagi pasien yang tidak dapat menjalani pemeriksaan tradisional. Dengan pengujian HPV sebagai langkah awal, deteksi dini dapat ditingkatkan, meskipun diperlukan tes lanjut jika hasil positif. Masa depan pengujian di rumah dan tes darah ditunggu-tunggu untuk lebih memudahkan skrining.
Sumber Asli: www.urmc.rochester.edu