Antibody drug conjugates (ADCs) seperti enfortumab vedotin, trastuzumab deruxtecan, dan disitamab vedotin menunjukkan efektivitas dalam pengobatan kanker urothelial. Di Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025, dibahas mekanisme kerja, biomarker, dan kemungkinan kombinasi dengan imunoterapi. Pengembangan lanjutan diperlukan untuk menghadapi resistensi dan mengoptimalkan pilihan pasien dalam terapi ADC.
Enfortumab vedotin, trastuzumab deruxtecan, dan disitamab vedotin telah disorot dalam Simposium Kanker Genitourinari ASCO 2025. Antibody drug conjugates (ADCs) telah memberikan dampak klinis signifikan sebagai terapi untuk kanker urothelial (UC). Dalam simposium tersebut, para ahli membahas mekanisme kerja ADC, biomarker yang muncul, manajemen toksisitas, dan arah masa depan terapi ADC di UC.
ADCs terdiri dari tiga bagian utama: antibodi yang mengikat antigen tumor, linker untuk pelepasan payload, dan payload sitotoksik yang menghancurkan sel tumor. Dengan memadukan potensi kemoterapi dan terapi terarah, ADCs memberikan pendekatan yang selektif untuk pengobatan kanker.
“ADCs bertujuan meningkatkan efikasi dan mengurangi toksisitas,” ungkap Di Maria Jiang dari Princess Margaret Hospital. Dalam UC, terdapat empat ADC utama yang digunakan: EV, sacituzumab govitecan, trastuzumab deruxtecan, dan disitamab vedotin, masing-masing menargetkan biomarker kunci.
EV adalah agen baru yang mengincar nektin-4, sangat diekspresikan dalam 97% UC, dan disetujui FDA pada 2019. Uji klinis EV 301 menunjukkan respon yang lebih baik dibandingkan kemoterapi tradisional. Meski demikian, EV memiliki profil toksisitas yang memerlukan pemantauan ketat.
T-DXd dan DV juga telah disetujui FDA untuk pengobatan UC, dengan amplifikasi HER2 ditemukan pada 8% hingga 12% kanker kandung kemih. Penelitian menunjukkan aktivitas T-DXd pada berbagai jenis tumor, termasuk kanker kandung kemih, memberikan harapan baru bagi pengobatan UC.
Terobosan dalam pengobatan kanker urothelial melalui ADCs seperti EV, T-DXd, dan DV menunjukkan potensi meningkatkan hasil terapi. Pemahaman lebih dalam mengenai mekanisme resistensi dan biomarker sangat penting untuk memaksimalkan efikasi. Pengembangan ADC generasi berikutnya yang lebih aman dan efektif memberi harapan akan pendekatan pengobatan yang lebih terpersonalisasi dan menyeluruh.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com