Minyak sawit menjadi sorotan dalam kaitannya dengan kanker, namun mengandung nutrisi seperti karotenoid dan tokoferol yang mungkin memberikan manfaat perlindungan. Pembentukan akrilamida saat memasak bisa lebih rendah dibandingkan dengan minyak sayur lainnya. Konsumsi minyak sawit sebaiknya dilakukan dengan moderasi dan dalam konteks diet seimbang.
Satu dari dua orang akan mengembangkan bentuk kanker selama hidupnya, yang mengarah pada ketakutan dan kecemasan. Diagnosis kanker mengubah hidup dan mendorong orang mencari penyebab potensi. Salah satu bahan yang dipertanyakan adalah minyak sawit. Penting untuk mengevaluasi bukti ilmiah sebelum menarik kesimpulan, seperti yang dijelaskan Dr. Aman Rastogi dari Manipal Hospitals, Delhi.
Minyak sawit banyak digunakan dalam produksi makanan dan memasak di seluruh dunia. Keberadaannya berkembang berkat berbagai kebijakan global, seperti larangan FDA AS terhadap asam lemak trans pada tahun 2015 yang membuat industri makanan beralih ke minyak sawit sebagai alternatif stabil untuk makanan ultra-proses.
Minyak sawit merah memiliki beberapa nutrisi yang dapat melindungi terhadap kanker, antara lain kaya karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Pembentukan vitamin A dari karotenoid dapat mengurangi kerusakan sel yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, minyak sawit adalah sumber baik dari tokoferol yang memiliki sifat anti-kanker dengan membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Squalene dan asam laurat dalam minyak sawit juga berkontribusi pada kesehatan. “Saptor pengaruh langsungnya dalam pencegahan kanker masih terus dieksplorasi. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa ia memiliki efek perlindungan,” kata Dr. Rastogi.
Penting untuk mempertimbangkan fakta-fakta terkait risiko kanker dan dengan minyak goreng lainnya, termasuk pembentukan akrilamida yang berpotensi karsinogenik saat menggoreng. Studi menunjukkan minyak kedelai menghasilkan akrilamida tertinggi, sedangkan minyak sawit terendah. Minyak sawit relatif stabil dan dianggap pilihan lebih aman dibandingkan minyak tak jenuh tinggi lainnya.
Minyak sawit memiliki potensi nutrisi yang bermanfaat dengan efek perlindungan terhadap kanker, namun sebaiknya dikonsumsi secara moderat. Memilih minyak yang tepat serta teknik memasak yang baik dapat membantu meminimalkan pembentukan senyawa berbahaya. Organisasi kesehatan mendukung penggunaan minyak sawit dalam diet seimbang, asalkan konsumsi dilakukan dengan cerdas.
Sumber Asli: www.financialexpress.com