Studi OPTYX Tawarkan Pandangan Awal Penggunaan Relugolix pada Kanker Prostat Lanjut

Studi OPTYX mengungkapkan preferensi penggunaan relugolix oral oleh pasien kanker prostat lanjut, dengan 52.2% pasien memulai terapi ini dikombinasikan dengan pendekatan lainnya. Faktor penting dalam keputusan pengobatan termasuk kecepatan penekanan testosteron dan profil keamanan. Data jangka panjang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang efek dan hasil terapi.

Studi OPTYX yang melibatkan pasien kanker prostat lanjut yang memulai pengobatan dengan relugolix menunjukkan preferensi pengobatan yang bervariasi. Hasil awal menunjukkan bahwa 52.2% dari total 999 pasien menerima relugolix dikombinasikan dengan terapi lainnya. Preferensi untuk penggunaan relugolix oral dibandingkan injeksi tercatat pada 41.5% oleh dokter dan 36.4% oleh pasien. Faktor lain untuk memulai pengobatan termasuk penekanan testosteron yang cepat dan profil keamanan.

“Studi OPTYX fokus pada karakteristik klinis dan preferensi pasien untuk memulai relugolix”, ujar Daniel E. Spratt, MD. Meskipun FDA telah menyetujui relugolix pada Desember 2020, studi ini bertujuan mengumpulkan data jangka panjang di setting dunia nyata. OPTYX mengharapkan untuk memberikan bukti tentang keamanan, efektivitas, pola pengobatan, serta hasil pasien setelah penggunaan relugolix.

Data yang dikumpulkan akan mencakup karakteristik demografis dan klinis pasien, serta hasil keamanan dan efektivitas. Pasien akan diikuti selama 3 sampai 5 tahun, dan jika perlakuan dihentikan, akan ada tindak lanjut hingga 2 tahun setelahnya. Sekitar 28.2% dari pasien menghentikan terapi relugolix selama periode tersebut, dengan durasi median pengobatan sekitar 243.8 hari.

Hasil awal menunjukkan bahwa pasien yang menerima monoterapi relugolix memiliki profil mirip dengan pasien yang menerima terapi kombinasi. Rata-rata usia pasien adalah 71.7 tahun, dan umumnya tidak memiliki metastasis jauh saat pendaftaran. Tingkat kadar testosterone dan PSA pasien juga dianalisis, dengan data menunjukkan bahwa pasien naïf ADT memiliki tingkat kadar testosteron lebih tinggi.

“Kadar testosterone dan PSA yang lebih tinggi pada pasien naïf ADT dibandingkan yang sebelumnya menerima ADT menunjukkan pentingnya mempertimbangkan riwayat pasien sebelum memulai relugolix”, jelas Spratt. Penelitian ini berfokus pada pemahaman lebih dalam untuk membantu pengambilan keputusan klinis terkait manajemen kanker prostat.

Studi OPTYX memberikan wawasan penting tentang penggunaan relugolix dalam pengobatan kanker prostat lanjut. Preferensi pasien untuk terapi oral dibandingkan injeksi menonjol, dan data yang dihimpun diharapkan dapat menjelaskan pola pengobatan serta hasil kesehatan pasien. Kesimpulan dari studi ini akan berkontribusi pada pengambilan keputusan klinis yang lebih baik.

Sumber Asli: www.onclive.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *