Ilmuwan Temukan Mengapa Sel Merespons Berbeda Terhadap Radioterapi

Ilmuwan dari CMRI menemukan bahwa sel kanker mati dengan cara berbeda setelah terapi radiasi, tergantung pada proses perbaikan DNA mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa blokade rekombinasi homolog dapat meningkatkan respons imun terhadap kanker, membuka cara baru dalam pengobatan kanker. Temuan ini menyarankan kombinasi terapi radiasi dengan terapi imun bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien kanker.

Ilmuwan di Children’s Medical Research Institute (CMRI) telah membongkar misteri besar dalam penelitian kanker, yaitu mengapa sel-sel mati dengan cara berbeda setelah terapi radiasi. Temuan ini membuka peluang baru untuk meningkatkan pengobatan dan meningkatkan tingkat kesembuhan. Publikasi hasil penelitian ini muncul dalam jurnal Nature Cell Biology, dipimpin oleh Dr. Radoslaw Szmyd dan Profesor Tony Cesare dari Unit Integritas Genom CMRI.

Terapi radiasi merupakan metode sangat penting dalam pengobatan kanker. Meskipun demikian, ilmuwan telah kesulitan memahami mengapa terapi ini membunuh sel-sel dari tumor yang sama dengan cara yang berbeda. Penting untuk dicatat bahwa beberapa bentuk kematian sel tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh, sementara yang lain memicu respons imun.

Menurut Prof. Cesare, “Hasil mengejutkan dari penelitian kami adalah bahwa perbaikan DNA, yang biasanya melindungi sel sehat, menentukan cara sel kanker mati setelah radioterapi.” Proses perbaikan DNA dapat mengenali kerusakan besar dari radiasi dan menginstruksikan sel kanker bagaimana seharusnya mati.

Jika kerusakan DNA oleh terapi radiasi diperbaiki melalui rekombinasi homolog, sel-sel kanker akan mati saat membelah, namun kematian ini tidak akan direspons oleh sistem imun. Sebaliknya, jika rekombinasi homolog diblokir, sel kanker akan mati dengan cara yang memicu respons imun, memberikan kesempatan bagi sistem imun untuk menghancurkan sel kanker yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Tim peneliti menemukan bahwa sel kanker dengan mutasi pada gen BRCA2 tidak mati selama mitosis setelah terapi radiasi. Penemuan ini memungkinkan penggunaan obat-obatan untuk memblokir rekombinasi homolog, memaksa sel kanker untuk mati dengan cara yang memperingatkan sistem imun akan keberadaan kanker.

Teknologi mikroskop sel hidup memungkinkan tim untuk memantau sel-sel yang terpapar radiasi selama seminggu, membantu mereka memahami kerumitan hasil setelah terapi. Associate Professor Harriet Gee menyatakan bahwa hasil ini menjawab pertanyaan klinis yang telah membingungkan bidang ini selama 30 tahun.

Menurut Prof. Cesare, “Perjuangan Dr. Szmyd dalam proyek ini selama enam tahun memperlihatkan ketekunan luar biasa. Penemuan ini memiliki potensi untuk memberikan perbedaan signifikan dalam hidup pasien kanker.”

Temuan ilmuwan dari CMRI menjelaskan mengapa sel kanker dapat mati dengan cara yang berbeda setelah terapi radiasi, serta bagaimana proses perbaikan DNA memengaruhi kematian sel. Penemuan ini membuka jalan untuk meningkatkan efektivitas kombinasi terapi radiasi dengan terapi imun untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan bagi pasien. Inovasi dalam penelitian ini dapat menjadi langkah maju untuk pengobatan kanker yang lebih efektif.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *