Deteksi Dini Kanker Ovarium Melalui Tes Darah Berbasis AI

Penelitian oleh Johns Hopkins Kimmel Cancer Center menunjukkan bahwa tes darah dengan AI dapat meningkatkan deteksi awal kanker ovarium. Kombinasi biomarker protein dan analisis DNA bebas menunjukkan efisiensi tinggi dalam mengidentifikasi kanker, bahkan dalam stadium dini. Metode tersebut berpotensi menjadi alat skrining yang terjangkau dan dapat diakses secara luas.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center, bekerjasama dengan sejumlah institusi di AS dan Eropa, menunjukkan bahwa tes darah berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat memperbaiki deteksi kanker ovarium secara dini. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Discovery, menggunakan analisis DNA bebas dan biomarker protein untuk mengidentifikasi kasus kanker ovarium.

Dua biomarker protein, yaitu cancer antigen 125 (CA-125) dan human epididymis protein 4 (HE4), sebelumnya sudah dikenal namun kurang efektif jika digunakan sendiri. Kombinasi biomarker ini dengan analisis DNA melalui AI meningkatkan akurasi deteksi, menunjukkan bahwa metode ini dapat lebih baik membedakan tumor kanker dari pertumbuhan jinak.

Victor E. Velculescu, M.D., Ph.D., penulis senior, menjelaskan bahwa metode ini berpotensi menjadi alat deteksi kanker ovarium yang terjangkau dan mudah diakses. Dengan tingkat kematian yang tinggi, deteksi dini sangat penting dan bisa meningkatkan peluang bertahan hidup pasien.

Dengan menganalisis sampel darah dari 279 wanita, termasuk yang berobat di rumah sakit di Belanda dan Denmark, DELFI-Pro berhasil mendeteksi 72-100% kasus kanker ovarium di berbagai stadium, jauh lebih baik dibandingkan tes biomarker tunggal. Hasil positif palsu hampir tidak ada, menunjukkan keefektifan metode ini.

Hasil uji coba lanjutan di sampel wanita Amerika juga menghasilkan tingkat deteksi yang tinggi. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memvalidasi efisiensi tes ini, menekankan pentingnya ikatan antara fragmentasi DNA dan kecerdasan buatan dalam mendeteksi kanker dengan akurasi tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi cek darah menggunakan teknologi AI dan analisis biomarker meningkatkan deteksi dini kanker ovarium. Hasil yang menjanjikan mendukung potensi metode ini sebagai solusi untuk penanganan lebih awal terhadap kanker ovarium yang sulit dideteksi. Penelitian lebih lanjut akan mengkonfirmasi efektivitas dan utilitasnya dalam praktik klinis.

Sumber Asli: www.hopkinsmedicine.org

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *