Tim Penelitian UNMC Berperan Penting Dalam Penemuan Kanker Pankreas

UNMC menjadi pusat penelitian terkemuka untuk kanker pankreas, dengan kemajuan signifikan dalam memahami pertumbuhan tumor. Studi terbaru di Nature Medicine mengeksplorasi bagaimana menghambat pertumbuhan sel kanker dengan menggabungkan inhibitor ERK dan chloroquine. Temuan menunjukkan potensi pengobatan baru yang menjanjikan.

Universitas Nebraska Medical Center (UNMC) telah menjadi salah satu pusat penelitian terkemuka di AS terkait kanker pankreas, jenis kanker yang paling mematikan. Sekitar 92% pasien kanker pankreas diperkirakan meninggal dalam lima tahun setelah diagnosis. Namun, kemajuan bertahap berhasil dicapai, salah satunya lewat penelitian yang dilaporkan di jurnal Nature Medicine baru-baru ini, di mana tim UNMC yang dipimpin oleh Pankaj Singh, Ph.D., berperan penting.

Penelitian yang dipimpin oleh Channing Der, Ph.D., dari Lineberger Comprehensive Cancer Center, menyelidiki pertumbuhan tumor pankreas dan cara untuk menghambatnya. Gen KRAS aktif pada sekitar 97% tumor pankreas dan sangat resisten terhadap pengobatan. Selain itu, modulasi sinyal yang dikenal sebagai ERK juga berperan dalam kanker ini. “Sel kanker pankreas harus memberi makan diri mereka untuk tumbuh,” ujar Dr. Singh, menjelaskan bahwa sel-sel ini melakukan autophagy saat tertekan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa menggabungkan inhibitor ERK dengan chloroquine dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pankreas. Inhibitor tersebut menghalangi kedua proses ERK dan autophagy, menunjukkan potensi terapi yang efektif. Tim UNMC, dengan penemuan ini, memberi harapan baru untuk pengobatan kanker pankreas yang sangat agresif.

Sumber Asli: www.unmc.edu

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *