Peneliti di Fox Chase Cancer Center menerbitkan tinjauan terbaru tentang peran jalur AKT dalam perkembangan dan pengobatan kanker. Penelitian menunjukkan bahwa penghambatan AKT dapat memiliki efek klinis positif, terutama pada kanker agresif seperti triple-negatif. Informasi ini menyoroti pentingnya mengembangkan strategi pengobatan yang lebih efektif melalui target jalur ini.
Peneliti di Fox Chase Cancer Center baru-baru ini menerbitkan dua tinjauan mengenai peran kompleks AKT (protein kinase B) dalam perkembangan dan pengobatan kanker. AKT mengatur banyak fungsi sel normal, termasuk kelangsungan hidup, proliferasi, dan metabolisme glikogen. Ketika AKT tidak berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan inisiasi tumor, perkembangan penyakit, serta resistensi terhadap terapi kanker, yang mendorong banyak uji klinis terhadap inhibitor kecil yang menargetkan jalur AKT.
Penelitian awal yang menunjukkan peran AKT dalam keganasan dilakukan pada 1991, yang dipublikasikan dalam jurnal Science. Penelitian ini dilakukan oleh Alfonso Bellacosa, MD, PhD, yang saat itu adalah rekan pascadoktoral di bawah bimbingan Philip Tsichlis, MD, dan Joseph Testa, PhD, serta membuktikan pentingnya AKT dalam penelitian kanker. Publikasi ini menjadi dasar untuk banyak penelitian lanjutan tentang AKT.
Pada tahun 1995, Tsichlis menerbitkan makalah penting di jurnal Cell yang menempatkan AKT di tengah jalur PI3K, yang merupakan jalur utama mengontrol fisiologi seluler. Penelitian tambahan dari Testa dan Tsichlis menunjukkan adanya perubahan AKT terkait dengan kanker ovarium, mengidentifikasi AKT dan molekul lainnya dalam jalur PI3K/AKT sebagai target penting dalam pengobatan kanker.
Bellacosa dan Testa menyatakan bahwa harapan telah terwujud dengan pengembangan inhibitor AKT. Dalam salah satu tinjauan baru, mereka mendiskusikan pentingnya inhibitor AKT serta kemampuannya dalam kombinasi dengan imunoterapi. Penelitian terbaru menunjukkan efek positif inhibitor AKT pada pasien kanker payudara triple-negatif.
Artikel kedua mengenai peran sentral AKT dalam kanker dipimpin oleh Testa dengan ketua senior Eleonora Sementino, MS. Mereka menyoroti kontribusi jalur AKT dalam aspek-aspek kanker, termasuk kemampuannya untuk mengontrol karakteristik yang berkontribusi pada proliferasi sel kanker seperti yang diuraikan dalam konsep tanda-tanda kanker oleh Hanahan dan Weinberg.
Bellacosa menggarisbawahi, “Sekarang semakin jelas bahwa jalur AKT berperan penting dalam banyak aspek kanker, termasuk 14 ciri kanker.” Testa menambahkan, “Kami berpikir ini adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan pentingnya jalur AKT dalam biologi dan klinis malignansi, terutama dengan penemuan inhibitor selektif mutan AKT yang inovatif.”
Tinjauan Bellacosa, “AKT Kinases as Therapeutic Targets,” diterbitkan dalam Journal of Experimental and Clinical Cancer Research. Sementara tinjauan Testa, “AKT and the Hallmarks of Cancer,” diterbitkan dalam Cancer Research.
Penelitian di Fox Chase Cancer Center menunjukkan pentingnya jalur AKT dalam kanker, dengan lebih dari 130.000 publikasi yang mendukungnya. Inhibitor AKT menunjukkan potensi terapeutik yang besar, terutama dalam kombinasi dengan imunoterapi dan untuk kanker tertentu, seperti triple-negatif. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya strategi target pengobatan yang lebih baik dan inovatif untuk meningkatkan hasil klinis bagi pasien kanker.
Sumber Asli: www.foxchase.org