Mayo Clinic meneliti potensi terapi proton dalam mengobati aritmia, fokus pada takikardi ventrikel. Terapi ini menawarkan pendekatan non-invasif dengan hasil awal positif dalam uji klinis. Para ahli berharap teknologi ini dapat menjadi alternatif yang efektif untuk pengobatan aritmia kompleks.
Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan bahwa terapi proton mungkin dapat digunakan untuk mengobati aritmia. Terapi ini memanfaatkan sinar proton untuk memberikan radiasi yang terfokus, sehingga mengurangi dampak pada jaringan sehat. Meskipun biaya instalasi terapi proton tinggi dan hanya tersedia di 50 pusat di AS, kualitas perawatan dan akurasi yang ditawarkannya menjadikannya pilihan yang menjanjikan.
Dalam uji klinis, peneliti mengeksplorasi penggunaan terapi proton untuk mengatasi takikardi ventrikel (VT), yang merupakan detak jantung cepat yang berasal dari ventrikel. Pengobatan standar biasanya melibatkan obat, defibrilator, dan ablasi kateter. Dr. Amanda Deisher menyebutkan keuntungan menggunakan terapi proton adalah kemampuan untuk menargetkan lesi tanpa anestesi.
Dr. Konstantinos Siontis melaporkan hasil positif dari studi klinis. Ia mengatakan bahwa beberapa pasien mendapatkan manfaat dari terapi radiasi proton, terutama jika metode lain gagal. Raihan opsi non-invasif seperti ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan aritmia yang sulit diobati.
Saat ini, pengobatan untuk fibrilasi atrium, jenis aritmia paling umum, berjalan baik, namun ada potensi bahwa terapi radiasi dapat menjadi pilihan non-invasif di masa depan, seperti yang diungkapkan Dr. William Stevenson, seorang ahli elektrofisiologi kardiak.
Dengan potensi terapi proton ini, Mayo Clinic berupaya memberikan alternatif baru kepada pasien yang berjuang melawan aritmia kompleks. Ini dapat merevolusi cara kita menangani gangguan denyut jantung di masa yang akan datang.
Penelitian Mayo Clinic tentang penggunaan terapi proton untuk aritmia menunjukkan potensi besar dalam memberikan alternatif non-invasif untuk perawatan jantung. Dengan hasil awal yang positif pada uji coba, ini bisa menjadi terobosan bagi pasien dengan kondisi jantung yang sulit diobati.
Sumber Asli: www.medicaldesignandoutsourcing.com