Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa ukuran hewan berbanding lurus dengan risiko kanker, membantah Peto’s paradox. Peneliti menemukan bahwa hewan yang lebih besar, seperti gajah, memiliki tingkat kanker yang lebih tinggi. Studi ini melibatkan analisis dari 263 spesies untuk mengungkapkan pola baru di dalam kerentanan terhadap kanker.
Penelitian baru menunjukkan bahwa ukuran hewan berhubungan langsung dengan risiko kanker. Sebuah studi yang melibatkan 263 spesies, termasuk amfibi, burung, mamalia, dan reptil, telah menantang pandangan lama yang disebut Peto’s paradox. Menurut penelitian ini, hewan yang lebih besar, seperti gajah, sebenarnya memiliki tingkat kanker yang lebih tinggi akibat jumlah sel yang lebih banyak.
Professor Chris Venditti dari University of Reading dan tim peneliti dari University College London serta Johns Hopkins University menemukan bahwa hewan besar tidak kebal terhadap kanker. Penelitian ini mengamati bagaimana pertumbuhan terus-menerus pada burung dan reptil memungkinkan perbandingan yang lebih baik mengenai risiko kanker di seluruh siklus kehidupan mereka.
Berdasarkan data, spesies burung besar mencatatkan tingkat tumor lebih tinggi dibandingkan spesies yang lebih kecil, meskipun ada pengecualian seperti burung budgie. Reptil yang lebih besar juga menunjukkan pola serupa, mengindikasikan bahwa ukuran tubuh berperan penting dalam kerentanan terhadap kanker di kerajaan hewan.
Penelitian ini menggunakan metode canggih untuk merinci hubungan antara pola pertumbuhan dan risiko kanker, sambil mempertimbangkan evolusi unik setiap spesies. Gajah, misalnya, memiliki tingkat kanker serupa dengan harimau yang jauh lebih kecil, yang menunjukkan adanya mekanisme perlindungan yang berkembang bersama ukuran tubuh yang lebih besar.
“Ketika spesies berkembang menjadi lebih besar, mereka juga mengembangkan pertahanan luar biasa terhadap kanker,” demikian kata Dr. Joanna Baker. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ukuran berpengaruh, faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam risiko kanker, dengan beberapa spesies kecil menunjukkan tingkat kanker yang tinggi dan sebaliknya.
Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian baru tentang bagaimana beberapa hewan mampu melawan kanker. Dr. George Butler menambahkan, “Mengetahui hewan yang lebih baik dalam melawan kanker bisa merevolusi pemahaman kita tentang penyakit ini.” Peneliti menyoroti pentingnya mempelajari taktik biologis hewan besar yang dapat memberikan wawasan untuk pengobatan kanker manusia.
Secara keseluruhan, penelitian ini mematahkan asumsi lama bahwa ukuran tubuh tidak berhubungan dengan risiko kanker. Ini juga menyoroti strategi unik alam dalam menangani tantangan saat bertambah besarnya ukuran hewan.
Studi menunjukkan hubungan antara ukuran hewan dan risiko kanker, membantah Peto’s paradox setelah 45 tahun. Memahami evolusi genetik dan mekanisme perlindungan pada hewan besar dapat memberikan wawasan baru untuk pengobatan kanker. Penelitian ini membuka peluang untuk menggali lebih dalam mengenai cara hewan melawan kanker dan aplikasinya dalam pengobatan manusia.
Sumber Asli: www.earth.com