Inovasi Terbaru dalam Penelitian Mutasi KRAS

Penelitian mutasi KRAS menunjukkan kemajuan dalam pengembangan penghambat, meskipun kanker dapat beradaptasi, menyebabkan resistensi. Penelitian berfokus pada obat yang lebih selektif dan kombinasi terapi. Penemuan mutasi Q61 terkait dengan prognosis yang buruk, dan generasi baru penghambat berpotensi menawarkan solusi yang lebih baik.

Penelitian mutasi KRAS menjelaskan bahwa gen KRAS, yang sering bermutasi, terkait dengan beberapa jenis kanker yang mematikan, termasuk kanker paru-paru, pankreas, dan kolorektal. Mutasi pada posisi 12 yang menggantikan asam amino glisin menghasilkan beberapa varian seperti G12C, G12D, dan lainnya, yang mengakibatkan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali karena proteinnya terperangkap dalam keadaan “aktif”.

Kemajuan terbaru termasuk penemuan penghambat KRAS pertama, seperti sotorasib dan adagrasib, yang disetujui FDA untuk mutasi G12C. Prof. Scott Kopetz mengingatkan bahwa meskipun penghambat ini efektif, adaptasi sel kanker sering mengarah pada resistensi, sehingga diperlukan kombinasi terapi yang lebih efektif, misalnya obat kemoterapi bersamaan dengan penghambat KRAS.

Penelitian juga berfokus pada pengembangan obat yang lebih selektif yang menargetkan mutasi tertentu seperti G12D. Prof. Shubham Pant menyatakan, “Tahun-tahun mendatang akan mengubah diskusi seputar penargetan RAS,” mencerminkan optimisme terhadap perkembangan vaksin untuk mencegah kekambuhan kanker pankreas yang bermutasi.

Tim MD Anderson menemukan bahwa mutasi Q61, meski jarang, dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mengapa demikian, melibatkan co-mutasi yang mungkin terjadi. Selain itu, studi lain menunjukkan hubungan co-mutasi dalam kanker paru-paru yang mempengaruhi respon terhadap adagrasib.

Generasi baru penghambat KRAS diharapkan bisa menargetkan berbagai jenis mutasi KRAS. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa protein penekan tumor DIRAS3 berpotensi menjadi penghambat pan-RAS yang menjanjikan. Prof. Kopetz mencatat kemajuan yang signifikan dalam penelitian dan terapi yang terintegrasi, menawarkan harapan baru bagi pasien kanker.

Penelitian mutasi KRAS menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam pengembangan penghambat baru, tantangan berupa resistensi kanker masih ada. Kombinasi terapi dan pemahaman lebih lanjut tentang mutasi spesifik diharapkan dapat meningkatkan prognosis pasien kanker, membawa harapan bagi perkembangan pengobatan yang lebih efektif di masa depan.

Sumber Asli: www.mdanderson.org

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *