Peneliti Italia Selidiki Peran Protein FABP5 Dalam Kanker Mesothelioma

Penelitian Italia menemukan bahwa protein FABP5 berperan penting dalam sel mesothelioma, yang meningkatkan akumulasi lemak, aktivitas mitokondria, dan peradangan. Penurunan FABP5 memperlambat pertumbuhan sel mesothelioma, menawarkan harapan baru untuk terapi kanker ini.

Penelitian terbaru dari Italia mengenai protein FABP5 menunjukkan peran pentingnya pada sel kanker mesothelioma. Penyakit ini sangat agresif dan sulit diobati, sehingga para peneliti berusaha memahami mekanismenya. Dalam studi ini, fokus dilakukan pada metabolisme sel mesothelioma dan bagaimana sel tersebut menggunakan FABP5 untuk mendukung pertumbuhan dan penyebarannya.

Di Universitas Catanzaro “Magna Graecia”, para peneliti menemukan akumulasi lemak yang meningkat di dalam sel mesothelioma dibandingkan dengan sel mesothelial normal. Protein FABP5 terbukti berfungsi dalam transportasi dan pemrosesan lemak, serta berhubungan dengan aktivitas mitokondria yang lebih tinggi dan peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan tumor.

Pengalaman menunjukkan bahwa mengurangi tingkat FABP5 dapat memperlambat pertumbuhan sel mesothelioma. Dengan menggunakan RNA dua untai untuk mematikan protein ini, para peneliti mencatat adanya penurunan aktivitas metabolisme, serta efek negatif pada jalur peradangan NF-κB yang berhubungan dengan agresivitas kanker.

Penemuan ini membuka harapan baru dalam pengembangan pengobatan mesothelioma. Dengan FABP5 sebagai target potensial, penelitian lebih lanjut dapat berkontribusi dalam menciptakan terapi yang lebih efektif. Bagi pasien yang terdiagnosis mesothelioma, hasil ini menawarkan sedikit harapan untuk masa depan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa protein FABP5 memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan penyebaran sel mesothelioma. Penurunan kadar protein ini memperlambat perkembangan kanker, yang menunjukkan bahwa FABP5 dapat menjadi sasaran baru dalam strategi pengobatan mesothelioma. Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut, hasil ini menunjukkan potensi untuk terapi yang lebih baik di masa mendatang.

Sumber Asli: mesothelioma.net

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *