Studi terbaru menilai postingan tentang tes medis oleh influencer menunjukkan banyak informasi yang tidak akurat, dengan 85% postingan tidak menyebutkan bahaya. Influencer sering kali memiliki hubungan finansial dengan produk yang mereka promosikan. Ini mendorong konsumen untuk lebih kritis terhadap klaim yang dibuat di media sosial, mengingat potensi overdiagnosis dan biaya tinggi dari prosedur medis yang tidak perlu.
Penyebaran informasi tentang tes medis seperti pemindaian M.R.I. semakin umum di media sosial, khususnya oleh selebriti dan influencer. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan postingan cenderung menyesatkan, hanya mencakup 15% tentang potensi bahaya. Banyak influencer memiliki koneksi finansial dengan produk yang mereka promosikan, seperti memberikan diskon. Ini membuat pendapat publik tentang tes terlihat lebih positif tanpa menyajikan data ilmiah yang kuat. Adanya overdiagnosis juga menjadi perhatian, di mana informasi lebih banyak justru bisa berbahaya. Tes untuk hormon anti-Müllerian yang sering dipromosikan tidak selalu akurat dalam memprediksi kesuburan.
Riset menunjukkan banyak influencer promosi tes medis tidak seimbang, sering menyoroti manfaat tanpa mempertimbangkan risiko. Tes medis juga berisiko menghasilkan overdiagnosis yang dapat menambah biaya perawatan. Konsumen harus berhati-hati terhadap promosi ini dan mempertimbangkan bukti ilmiah yang ada serta kemungkinan bahaya yang ditimbulkan dari tes yang ditawarkan.
Sumber Asli: www.nytimes.com