Uji Coba Transplantasi Fesis untuk Kanker Pankreas di Kanada

Riset di Kanada melakukan uji coba transplantasi mikrobiota fesis pada pasien kanker pankreas untuk meningkatkan kemungkinan respons kemoterapi. Kanker pankreas sulit diobati, dengan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang rendah. Metode ini memisahkan bakteri dari fesis yang telah disaring untuk digunakan dalam kapsul. Peneliti berharap hasil positif dapat dicapai, seperti yang terjadi pada kanker lain.

Tim riset di Lawson Research Institute, Kanada, sedang mempersiapkan uji coba keamanan fase I selama dua tahun. Dalam percobaan ini, sekelompok kecil penderita kanker pankreas akan menerima transplantasi mikrobiota fesis (FMT), dikenal juga sebagai ‘pil poop’. Meskipun masih dalam tahap awal, metode inovatif ini menunjukkan harapan untuk meningkatkan peluang pemulihan pasien kanker, termasuk melanoma.

Kanker pankreas adalah salah satu jenis kanker yang sulit diobati, dan menyumbang sekitar 8 persen dari seluruh kematian akibat kanker. Hanya sekitar 13 persen pasiennya yang bertahan lebih dari lima tahun karena ekosistem di sekitar tumor kanker yang dapat membuatnya lebih tahan terhadap kemoterapi. Peneliti mulai bereksperimen untuk mengubah populasi mikroba ini agar tumor lebih responsif terhadap pengobatan yang ada.

Transplantasi fesis bukanlah hal baru dalam dunia medis. Bukti mencukupi menunjukkan bahwa pengobatan berbasis fesis bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap superbug dan masalah kesehatan serius lainnya. Setelah FDA mengesahkan pil transplantasi fesis pertama pada tahun 2023, banyak ahli optimis bahwa metode ini dapat membantu mengatasi kanker yang resisten.

Proses FMT melibatkan pengumpulan sampel fesis dari donor yang telah disaring secara kesehatan. Sampel tersebut diproses untuk memisahkan bakteri bermanfaat, dan sisa bahan dialokasikan. Solusi yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam kapsul LND101, yang akan diminum pasien dengan jadwal tertentu. Peneliti akan memantau perubahan mikrobioma usus dan pengaruhnya terhadap sistem kekebalan tubuh pasien selama pengobatan kanker.

“Tujuan kami adalah untuk menentukan apakah pergeseran yang sukses dalam mikrobioma usus terkait dengan respons yang lebih baik terhadap kemoterapi,” kata Saman Maleki, pemimpin studi di St. Joseph’s Health Care London. Seema Nair Parvathy, kolaborator percobaan, menambahkan bahwa FMT telah menunjukkan hasil yang positif pada pasien dengan kanker paru-paru, sel ginjal, dan kanker kulit tingkat lanjut. Tim penelitian membutuhkan relawan donor fesis berusia 18 hingga 50 tahun yang tidak pernah menggunakan antibiotik selama enam bulan terakhir dan tidak memiliki gangguan gastrointestinal kronis.

Uji coba transplantasi mikrobiota fesis pada pasien kanker pankreas menunjukkan potensi untuk memperbaiki respons terhadap kemoterapi. Dengan pendekatan yang inovatif ini, peneliti berharap dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Sumber daya yang diperlukan, termasuk relawan donor fesis, adalah bagian penting dalam pengembangan penelitian ini.

Sumber Asli: www.popsci.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *