Apakah Ada Obat untuk Kanker? Memahami Penelitian Terbaru

Belum ada obat untuk kanker, tetapi penelitian terus dilakukan pada berbagai terapi baru seperti vaksin, imunoterapi, dan pengeditan gen. Penting untuk membedakan antara kesembuhan dan remis, serta memahami perawatan konvensional yang ada. Terapi baru menjanjikan dengan hasil awal yang positif.

Saat ini, belum ada obat untuk kanker, tetapi peneliti sedang mengeksplorasi berbagai perawatan baru, termasuk vaksin dan pengeditan gen, yang dapat merevolusi pengobatan kanker. Penting untuk memahami perbedaan antara kesembuhan dan remis.

Kesembuhan berarti semua jejak kanker telah dihilangkan dari tubuh dan tidak akan kembali. Remisi menunjukkan adanya sedikit atau tidak ada tanda kanker, dengan dua jenis: remisi lengkap tanpa tanda terdeteksi dan remisi parsial dengan sel kanker yang masih ada. Meski mengalami remisi lengkap, sel kanker dapat tetap bertahan dan kembali muncul.

Perawatan baru sering digunakan bersamaan dengan pengobatan konvensional seperti kemoterapi dan radioterapi. Sumber penelitian kanker termasuk Cancer Currents, NCI Clinical Trial Database, blog Cancer Research Institute, American Cancer Society, dan ClinicalTrials.gov.

Imunoterapi kanker membantu sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker. Vaksin seperti Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk kanker kandung kemih, dan Sipuleucel-T untuk kanker prostat metastatik, dapat membantu mengenali sel kanker. Selain itu, terapi CAR T-cell melibatkan modifikasi sel T untuk lebih efektif menyerang sel kanker.

Antibodi monoklonal (mAb) dibuat untuk mengenali antigen pada permukaan sel kanker. Contohnya termasuk Alemtuzumab untuk limfoma hingga Trastuzumab untuk kanker payudara. Antibodi ini dapat terikat dengan partikel radioaktif atau obat kemoterapi untuk menghantarkan zat anti kanker secara tepat ke sel kanker.

Penghambat checkpoint imun meningkatkan respons sistem kekebalan terhadap kanker dengan membantu sel T menyerang sel kanker lebih efektif. Contohnya: atezolizumab dan pembrolizumab digunakan untuk berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru.

Terapi gen bertujuan untuk memperbaiki informasi genetik yang rusak dalam sel kanker, dan pengeditan gen seperti CRISPR dapat mengubah DNA yang menyebabkan kanker. Viroterapi menggunakan virus untuk membunuh sel kanker secara selektif, sedang diteliti lebih lanjut.

Nanopartikel menawarkan potensi untuk mendeteksi kanker lebih awal dan meningkatkan hasil pengobatan. Obat kanker seperti paclitaxel dan doxorubicin menggunakan teknologi nanopartikel dalam percobaan klinis. Meskipun terapi ini masih dalam tahap awal, penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Hingga kini, belum ada obat pasti untuk kanker. Meskipun remisi mungkin dicapai, kanker bisa kembali. Jurusan penelitian yang terus berkembang meliputi imunoterapi, terapi gen dengan pengeditan gen, dan penggunaan nanopartikel, dengan harapan bahwa metode ini akan meningkatkan hasil pengobatan di masa depan.

Sumber Asli: www.healthline.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *