Dalam diskusi ECR 2025, dokter membahas tantangan dalam pencitraan kanker prostat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kualitas MRI dan manajemen diagnosis. U.K. Transform trial akan mengevaluasi berbagai metode skrining, dan pentingnya komunikasi antara dokter dan radiolog diangkat untuk memperbaiki perawatan pasien.
Dokter mengungkapkan bahwa jika MRI prostagram terbukti menjadi alat skrining yang baik untuk kanker prostat, maka urolog akan menghadapi banyak pekerjaan, dan radiolog juga akan diperlukan untuk mengatasi beban ini, menurut Dr. Hashim Ahmed, pemimpin penelitian U.K. Transform trial. “Banyak yang berbicara tentang skrining,” ungkap Ahmed. U.K. Transform trial, yang kini berada pada fase pilot, melibatkan sekitar 12.500 pria dan akan mengevaluasi empat opsi skrining, termasuk MRI cepat, pengujian genetik, dan pengujian darah PSA.
MRI cepat adalah versi 12 menit dari pemindaian lengkap. Hasil studi prostagram yang melibatkan 410 pria menunjukkan bahwa MRI prostagram non-kontras dapat mendeteksi kanker yang lebih signifikan daripada PSA, yang mendorong U.K. Transform trial untuk berlangsung selama 10 tahun. Ahmed menambahkan bahwa Transform hanya akan memperbolehkan biopsi terarah, bukan biopsi sistemik.
Dr. Jelle Barentsz, seorang radiolog dari Radboud University, memperingatkan bahwa gambar MRI berkualitas buruk dapat menyebabkan overdiganosis kanker prostat. Untuk itu, ia menyarankan standar jalur diagnostik untuk mengurangi skrining oportunistik. “Kami perlu mengukur kualitas pencitraan,” kata Barentsz. Dia juga mengupayakan agar laporan MRI menyertakan catatan kualitas sebelum diagnosis.
Sementara itu, Dr. Marcin Alfred Miszczyk, seorang onkolog radiasi, berdiskusi tentang efisiensi skrining dalam mengubah orang sehat menjadi pasien. Ia menyoroti bahwa banyak diagnosis tidak memerlukan pengobatan. Miszczyk menambahkan, “Mungkin kita harus menyebutnya bukan kanker?” Ia juga menekankan pentingnya pengawasan aktif terhadap kanker yang tidak signifikan untuk mengurangi kecemasan pasien.
Barentsz menyimpulkan bahwa komunikasi antara radiolog dan dokter sangat penting. Dalam menjaga kesehatan pasien, penting untuk memahami bahwa tidak semua jenis kanker memerlukan tindakan segera.
Kesimpulannya, diskusi dalam ECR 2025 mengungkapkan tantangan dalam skrining kanker prostat, terutama mengenai kualitas citra MRI dan pengelolaan diagnosis yang tidak signifikan. Kerjasama antara urolog dan radiolog sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas deteksi dan mengurangi kecemasan pasien. Kesadaran tentang kualitas pencitraan dan komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam manajemen kanker prostat.
Sumber Asli: www.auntminnieeurope.com