Dr. Uday R. Popat membahas pemilihan itacitinib sebagai inhibitor JAK untuk pencegahan GVHD dalam studi fase 2. Itacitinib tidak menyebabkan supresi hematopoiesis, membuatnya cocok untuk pasien setelah transplantasi. Penelitian ini diharapkan memberikan data penting mengenai kemanjuran dan keamanan itacitinib.
Uday R. Popat, MD, seorang profesor di Departemen Transplantasi Sel Punca dan Terapi Seluler di University of Texas MD Anderson Cancer Center, memaparkan alasan pemilihan itacitinib (INCB039110) sebagai inhibitor JAK untuk profilaksis penyakit graft-vs-host (GVHD) dalam studi fase 2. Evaluasi ini dilaksanakan pada pertemuan Transplantasi dan Terapi Seluler 2025.
Dalam uji coba fase 2 tersebut, peneliti menilai penggunaan itacitinib dikombinasikan dengan siklofosfamid pasca-transplantasi (PTCy) dan takrolimus untuk mencegah GVHD pada pasien yang menjalani regimen busulfan fraksionasi myeloablative. Popat menunjukkan bahwa itacitinib dipilih karena tidak menginduksi supresi hematopoiesis atau myelosupresi dalam model in vitro, yang sangat penting saat graft donor diberikan agar sel punca dapat menginduk dan angka darah pulih.
Dengan profil myelotoksisitas yang minimal, itacitinib diyakini memiliki potensi signifikan sebagai agen yang aman dan efektif dalam transplantasi. Pemilihan itacitinib dalam studi fase 2 ini mencerminkan kebutuhan akan agen yang efektif dan rendah efek samping dalam upaya mencegah GVHD.
Itacitinib dipilih dalam penelitian ini karena potensi keamanannya dan efisiensinya dalam pencegahan GVHD. Minimnya efek samping myelotoksisitas menjadikannya kandidat yang ideal untuk digunakan dalam kombinasi dengan terapi lain setelah transplantasi. Studi fase 2 diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai manfaat itacitinib dalam konteks ini.
Sumber Asli: www.targetedonc.com