Penemuan Biomarker oleh Ilmuwan Mount Sinai untuk Perbaiki Pengobatan Kanker Endometrium

Peneliti di Mount Sinai menemukan biomarker dalam darah yang dapat memperbaiki pengobatan kanker endometrium. Biomarker ini dapat membantu dalam menentukan efektivitas terapi kombinasi cabozantinib dan nivolumab. Penelitian ini berpotensi meningkatkan strategi perawatan kanker serta mengurangi efek samping.

Peneliti di Icahn School of Medicine di Mount Sinai baru-baru ini menemukan biomarker penting yang dapat membantu dokter dalam memilih terapi terbaik bagi penderita kanker endometrium yang kambuh. Studi ini, yang dipublikasikan di Journal for ImmunoTherapy of Cancer (JITC), mengidentifikasi protein dalam darah yang mampu memprediksi respons pasien terhadap kombinasi obat kanker cabozantinib dan nivolumab.

Kanker endometrium adalah kanker ginekologis yang paling umum di Amerika Serikat, dengan lebih dari 66.000 kasus baru setiap tahun. Perawatan immunoterapi umumnya efektif, namun tidak semua pasien merasakan manfaat, sehingga timbulnya penyakit kembali menjadi masalah. Penelitian ini menjadi yang pertama mengeksplorasi biomarker dalam darah untuk mempersonalisasi pengobatan dan meningkatkan hasil pasien.

Peneliti menemukan bahwa pasien dengan tingkat protein tertentu, terkait dengan makrofag, sebelum perawatan, menunjukkan respon yang lebih baik terhadap kombinasi obat. Sebaliknya, kadar tinggi protein terkait neutrofil berkaitan dengan banyak efek samping. Terapi kombinasi ini juga berhasil bagi pasien yang sebelumnya tidak bereaksi terhadap pengobatan lain.

Jika penelitian mendatang mengkonfirmasi temuan ini, dokter dapat menggunakan tes darah sederhana untuk menilai potensi respon pasien terhadap terapi ini, sehingga dapat meminimalkan pengobatan yang tidak perlu. “Penelitian kami memberikan wawasan baru tentang bagaimana sistem imun merespons pengobatan kanker,” ungkap pemimpin penelitian, Sacha Gnjatic, PhD, dalam sebuah pernyataan.

Penelitian di Icahn School of Medicine di Mount Sinai menunjukkan bahwa biomarker tertentu dalam darah dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas terapi kombinasi uvobumab dan cabozantinib pada kanker endometrium. Ini dapat membantu dokter untuk mempersonalisasi perawatan, meningkatkan peluang kesembuhan, dan mengurangi efek samping. Hasil ini berpotensi mengubah cara pengobatan kanker di masa depan.

Sumber Asli: www.mountsinai.org

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *