Ilmuwan dari UCLA dan universitas lain menemukan genetik yang mempengaruhi agresivitas kanker prostat. Dengan menganalisis genom 666 tumor prostat, mereka menemukan bahwa variasi genetik dan mutasi berperan dalam perkembangan kanker. Temuan ini memberikan wawasan baru untuk diagnosis dan pengobatan kanker prostat agresif.
Penelitian oleh ilmuwan dari UCLA, Universitas Toronto, dan Universitas Melbourne mengungkapkan petunjuk genetik baru yang menjelaskan mengapa beberapa kanker prostat tetap tumbuh lambat, sementara yang lain menjadi berbahaya. Temuan ini, yang diterbitkan di Cancer Discovery, menunjukkan bahwa variasi genetik yang diturunkan dan mutasi somatik bekerja sama untuk memicu dan mendorong perkembangan kanker prostat. Penemuan ini bisa membantu dokter dalam memprediksi dan merawat kanker yang agresif di masa depan.
“Interaksi antara faktor genetik yang diwariskan dan waktu terjadinya mutasi pada DNA tumor sangat penting untuk memahami bagaimana kanker prostat berkembang,” ungkap Dr. Paul Boutros, profesor urologi dari UCLA. Penelitian menemukan bahwa kanker prostat mengikuti jalur evolusi yang sama, dengan tumor yang berbeda bercabang berdasarkan perubahan genetik awal dan latar belakang genetik individu.
Kanker prostat adalah salah satu kanker yang paling umum namun memiliki sedikit mutasi dan tumbuh lambat selama beberapa dekade, menjadikannya sulit dideteksi. Metode saat ini untuk menilai agresivitas tumor terbatas. Sementara beberapa kanker prostat agresif, lainnya tumbuh lambat sehingga tidak berbahaya, membuat perbedaan di antara keduanya sulit dilakukan tanpa pemahaman genetik yang jelas.
Para peneliti menganalisis genom lengkap dari 666 tumor prostat lokal menggunakan urutan genom penuh, yang merupakan dataset terbesar yang ada. Mereka menggunakan metode pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi 223 wilayah genom yang sering bermutasi dalam tumor prostat, sebagian besar tidak dapat terdeteksi dengan metode sekuensing tradisional.
Baik kanker prostat agresif maupun lambat tidak dianggap sebagai penyakit yang berbeda, melainkan sebagai tahap berbeda dalam jalur evolusi yang sama. Kedua tipe ini dimulai dari sel abnormal yang sama dan berbagi banyak mutasi, tetapi kanker agresif mengakuisisi mutasi berbahaya lebih awal dalam perkembangan mereka, yang berkontribusi pada trajektori yang lebih agresif.
“Studi kami menunjukkan bahwa beberapa varian genetik dapat mempengaruhi kemungkinan mengakuisisi mutasi somatik penggerak,” kata Takafumi Yamaguchi. Penemuan ini menekankan pentingnya mempertimbangkan keragaman genetik populasi dalam penelitian kanker untuk meningkatkan diagnosis dan strategi pengobatan.
Bautros menambahkan, “Studi ini menawarkan cara baru dalam menilai risiko kanker prostat.” Menggabungkan penanda genetik yang diwariskan dengan sekuensing tumor dapat meningkatkan prediksi kanker yang berpotensi agresif serta menemukan cara untuk mencegah kanker prostat agresif sebelum berkembang.
Penelitian ini mengungkap interaksi kompleks antara faktor genetik yang diwariskan dan mutasi somatik dalam kanker prostat. Temuan ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan cara pengobatan dan pemahaman kanker agresif. Menggabungkan data genetik dengan analisis tumor dapat merubah cara dokter memprediksi dan mencegah kanker prostat di masa mendatang.
Sumber Asli: www.newswise.com