Penelitian baru menunjukkan bahwa aspirin dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk menghentikan metastasis kanker. Penggunaan aspirin sebagai pencegahan mungkin bermanfaat, tetapi perlu hati-hati dan konsultasi medis. Temuan ini membuka potensi terapi kanker baru yang lebih spesifik dan efektivitas.I.
Aspirin, obat tua yang terkenal, menunjukkan potensi baru dalam pencegahan kanker. Penelitian oleh ilmuwan Universitas Cambridge menemukan bahwa aspirin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan penyebaran kanker, dikenal sebagai metastasis. Temuan ini menyarankan penggunaan aspirin sebagai perawatan pencegahan bagi pasien kanker berisiko tinggi.
Dalam penelitian, aspirin terbukti mengurangi tingkat metastasis pada tikus. Mereka menemukan jalur baru yang menunjukkan cara aspirin mendukung respons imun terhadap kanker. Aspirin menghambat produksi thromboxane A₂ (TXA₂), yang menekan kemampuan sel T, sel yang berperang melawan kanker, untuk bertindak efektif. Dengan menghalangi TXA₂, aspirin memungkinkan sel T untuk menyerang sel kanker.
Meskipun hasil penelitian menjanjikan, Roychoudhuri mengingatkan agar tidak ada yang mengonsumsi aspirin untuk pencegahan atau pengobatan kanker tanpa konsultasi medis. Manfaat klinis mungkin kecil dan tidak merata di semua kelompok usia. Di sisi lain, penelitian 2020 mengindikasikan aspirin dapat meningkatkan risiko metastasis pada orang di atas 70 tahun.
Riset ini mendukung penggunaan aspirin sebagai aset yang mungkin bermanfaat dalam pengobatan kanker. Penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan terapi yang lebih efektif dan spesifik daripada aspirin, yang dapat menghindari risiko pendarahan akibat penggunaan jangka panjang. Roychoudhuri dan timnya juga berkolaborasi dengan studi ADD-ASPIRIN, yang menguji efek aspirin pada hasil kanker dan potensi kombinasi dengan pengobatan lain yang meningkatkan respons imun terhadap kanker.
Penelitian ini menunjukkan bahwa aspirin berpotensi menjadi alat penting dalam perang melawan kanker dengan memperbaiki respons imun. Namun, penggunaan aspirin harus dengan hati-hati dan harus didiskusikan dengan dokter. Riset lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini pada manusia dan mengembangkan terapi yang lebih efektif dan aman.
Sumber Asli: gizmodo.com