ACG meminta Mahkamah Agung AS untuk mendukung USPSTF agar akses screening kanker kolorektal tetap terjaga. Penelitian menunjukkan peningkatan kasus pada orang muda dan penurunan screening dapat meningkatkan angka kematian. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor dua dan keputusan ini sangat penting bagi kesehatan publik.
American College of Gastroenterology (ACG) mengingatkan potensi kerugian akses screening kanker kolorektal di AS akibat keputusan Mahkamah Agung mengenai otoritas US Preventive Services Task Force (USPSTF). Dalam sebuah dokumen amicus, ACG menekankan pentingnya screening untuk pencegahan kanker kolorektal, serta kebutuhan untuk mengurangi hambatan akses bagi pasien.
Sejak USPSTF merekomendasikan screening untuk pasien berusia 45 hingga 49 tahun, penelitian menunjukkan ketidakmerataan akses berdasarkan status sosial ekonomi dan lokasi tempat tinggal. Kanker kolorektal adalah penyebab kedua kematian terkait kanker di AS, dan kasus pada individu di bawah 55 tahun meningkat hampir dua kali lipat dalam dekade terakhir.
Kasus di Mahkamah Agung terjadi di saat yang krusial, karena kanker kolorektal awal diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada usia 20-49 tahun pada tahun 2030. Mandat layanan pencegahan ACA menghilangkan biaya untuk screening, yang sangat membantu, terutama untuk pasien dari latar belakang berpenghasilan rendah.
Jika keputusan Mahkamah Agung mendukung rulings pengadilan sebelumnya terkait Braidwood, ACG memperingatkan bahwa angka screening bisa menurun, yang berpotensi meningkatkan angka diagnosis pada tahap lanjut dan tingkat kematian. Rekomendasi USPSTF juga mempengaruhi mandat screening di 16 negara bagian lainnya, sehingga keputusan menentang otoritasnya dapat memicu konflik hukum selanjutnya.
Keputusan Mahkamah Agung mengenai otoritas USPSTF sangat penting untuk memastikan akses terhadap screening kanker kolorektal, mencegah meningkatnya angka kematian akibat kanker ini, terutama di kalangan usia muda. ACG memperingatkan bahwa pembatasan akses bisa mengakibatkan peningkatan diagnosis pada tahap lanjut dan akibatnya meningkatkan risiko kematian.
Sumber Asli: www.ajmc.com