Dokter di Fort Wayne mendorong perokok untuk melakukan skrining kanker paru yang penting untuk deteksi dini. Program mobile baru diluncurkan di Indiana untuk memudahkan akses. Deteksi awal meningkatkan peluang kesembuhan, tetapi stigma dan kurangnya kesadaran masih menjadi hambatan. Skrining ini terbatas pada kelompok usia dan riwayat merokok tertentu.
Dokter di Fort Wayne menekankan pentingnya skrining kanker paru bagi perokok. Meski sering diabaikan, skrining ini berpotensi menyelamatkan nyawa, mirip dengan pemeriksaan kanker lainnya seperti mamografi dan kolonoskopi. Menurut American Cancer Society, kematian akibat kanker paru mendekati jumlah total kematian akibat kanker kolon, payudara, dan prostat. Deteksi dini meningkatkan kemungkinan kesembuhan, sehingga penting bagi perokok untuk melakukan skrining secara rutin.
Kerja sama antara Indiana University Melvin dan Bren Simon Comprehensive Cancer Center dan IU Health meluncurkan program skrining paru mobile di Indiana. Tim akan melakukan pemeriksaan menggunakan pemindai CT dalam truk 40 kaki, mencakup berbagai daerah termasuk wilayah timur laut Indiana. Meskipun beberapa lembaga kesehatan lokal sudah menawarkan layanan ini, masih banyak pasien yang belum melakukan skrining meski telah direkomendasikan oleh dokter.
Di bulan Januari, Parkview Health menemukan 1.860 pasien yang tidak melakukan skrining paru setelah lebih dari setahun direkomendasikan. Meskipun sudah mendapatkan dua pengingat, kurang dari 25% pasien melanjutkan untuk melakukan pemindaian, menunjukkan kurangnya kesadaran akan pentingnya skrining. Beberapa pasien mungkin tidak menyadari bahwa nodul yang ditemukan tidak selalu kanker dan penyakit ini bisa sembuh jika terdeteksi lebih awal.
Menurut Dr. Eustace Fernandes dari Lutheran Health, menunggu hingga muncul gejala bisa berisiko tinggi, karena kanker paru yang terdeteksi lebih awal memiliki kemungkinan lebih baik untuk disembuhkan. Sementara itu, Dr. Nasser Hanna menyatakan bahwa stigma seputar kanker paru dapat menghalangi pasien untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Mereka yang menderita kanker paru sering merasa diberi stigma atas kebiasaan merokok mereka.
Skrining kanker paru tidak dianjurkan untuk semua orang, ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Pasien berusia 50 hingga 77 tahun dan dengan riwayat merokok 20 tahun diperbolehkan untuk skrining. Paparan rokok pasif dan vaping belum cukup memadai untuk memicu rujukan skrining. American College of Chest Physicians merekomendasikan skrining untuk perokok berat atau mereka yang telah berhenti merokok dalam 15 tahun terakhir.
Setelah skrining, jika ada nodul mencurigakan, dokter akan memutuskan langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan biopsi. Biopsi dapat dilakukan dengan cara minimal invasif menggunakan teknologi robotik untuk mendapatkan sampel. Jika hasilnya positif, rencana perawatan akan dibimbing oleh spesialis onkologi, yang menunjukkan kemajuan dalam pengobatan kanker paru. Meskipun ada harapan, Dr. Rich menekankan pentingnya pencegahan melalui penghentian merokok.
Skrining kanker paru sangat penting bagi perokok, dengan deteksi dini sebagai kunci untuk meningkatkan tingkat kesembuhan. Program skrining mobile yang diluncurkan di Indiana bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan akses bagi pasien. Sementara stigma menghalangi banyak orang untuk mendapatkan pemeriksaan, informasi dan dukungan yang lebih baik dapat membantu meningkatkan tingkat partisipasi dalam skrining. Pencegahan adalah langkah terbaik untuk memerangi kanker paru.
Sumber Asli: www.journalgazette.net