Rwanda berkomitmen untuk meningkatkan pengendalian kanker melalui pengembangan layanan, pelatihan tenaga medis, dan program vaksinasi HPV. Tim internasional mengevaluasi kemajuan dan tantangan yang dihadapi, termasuk distribusi layanan yang tidak merata. Rencana pengendalian kanker nasional baru akan membantu meningkatkan akses perawatan.
Rwanda telah mengambil langkah penting dalam menangani kanker yang dapat dicegah di seluruh negara. Penilaian internasional menemukan bahwa negara ini berusaha meningkatkan layanan kanker, mengembangkan dokumen tata kelola, dan melatih profesional onkologi. Namun, masih ada tantangan dalam meningkatkan akses perawatan kanker yang komprehensif.
Tinjauan imPACT dari IAEA, WHO, dan IARC mengevaluasi kapasitas sistem kesehatan Rwanda untuk perawatan kanker. Claude Mambo Muvunyi, Direktur Jenderal Rwanda Biomedical Centre, menegaskan pentingnya peninjauan ini menjelang peluncuran Rencana Pengendalian Kanker Nasional 2025-2029 dan Strategi Eliminasi Kanker Serviks yang Dipercepat.
Kanker menjadi masalah kesehatan yang meningkat di Rwanda, dengan 7.000 diagnosis baru dan lebih dari 4.800 kematian setiap tahun. Kanker serviks adalah yang paling umum pada wanita diikuti oleh kanker payudara dan lambung. Di pria, kanker prostat adalah yang paling umum, diikuti oleh kanker lambung dan hati.
Tim ahli internasional bertemu dengan otoritas nasional dan pemangku kepentingan lainnya untuk memahami lanskap pengendalian kanker di Rwanda. Mereka mengunjungi fasilitas kesehatan utama dan lembaga pelatihan, serta memberikan pujian atas komitmen negara ini untuk memperkuat pengendalian kanker.
Rwanda telah melaksanakan program pencegahan kanker, termasuk promosi vaksinasi HPV. Negara ini menjadi yang pertama di Afrika yang memperkenalkan vaksin HPV, dengan cakupan dosis pertama mencapai 90%. Rwanda berencana meningkatkan upayanya dalam eliminasi kanker serviks melalui vaksinasi dan skrining.
Meskipun kemajuan telah dicapai, masalah seperti distribusi layanan kesehatan khusus yang tidak merata dan ketergantungan pada pendanaan eksternal masih ada. Tim merekomendasikan agar Rwanda meningkatkan investasi domestik dan mengintegrasikan pengendalian kanker dalam program kesehatan lainnya.
Saat ini, Rwanda menyediakan beberapa layanan radioterapi, namun kendala seperti downtime mesin perlu diatasi dengan lebih banyak pelatihan. Komitmen IAEA untuk membantu Rwanda dalam memperluas kapasitas perawatan kanker juga diperkuat, ditambah dengan inisiatif Rey of Hope yang diluncurkan pada 2022 untuk menjembatani kesenjangan akses perawatan kanker di seluruh dunia.
Rwanda telah membuat kemajuan signifikan dalam pengendalian kanker, terutama dalam pencegahan kanker serviks dan pengembangan tenaga kesehatan. Meskipun tantangan masih ada, termasuk akses dan distribusi layanan kesehatan yang tidak merata, negara ini terus mengambil langkah strategis untuk meningkatkan sistem perawatan kanker. Dukungan dari badan internasional seperti IAEA dan WHO sangat penting dalam mencapai tujuan kesehatan ini.
Sumber Asli: www.iaea.org