Teknologi seperti AI dapat memperbaiki disparitas gender dalam melanoma melalui diagnosis lebih awal dan pemahaman faktor yang mempengaruhi. Penelitian menunjukkan partisipasi pria yang lebih sedikit dalam praktik pencegahan. Gabungan teknologi dan kebijakan diharapkan dapat meningkatkan hasil diagnosis dan pengobatan.
Penelitian menunjukkan bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengatasi disparitas gender dalam melanoma. Laporan terbaru menegaskan bahwa kombinasi teknologi inovatif dan kebijakan yang terarah diperlukan untuk meningkatkan hasil diagnosis bagi pria, yang seringkali didiagnosis pada stadium lebih lanjut dan memiliki tumor yang lebih agresif.
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Abdulqadir J. Nashwan dari Universitas Qatar, diidentifikasi bahwa pria dengan melanoma lebih mungkin ditemukan di area tubuh yang sulit terlihat serta mengalami invasi jaringan dan pertumbuhan cepat. Meskipun demikian, wanita tetap memiliki risiko kematian yang lebih rendah.
Faktor biologis seperti ekspresi reseptor estrogen dan respons imun dikaitkan dengan perbedaan ini. Namun, faktor perilaku juga berkontribusi; survei menunjukkan pria lebih sedikit menggunakan tabir surya sehari-hari dan mengaitkan kulit terbakar matahari dengan daya tarik.
Teknologi AI dapat membantu diagnosis dini melanoma dengan menganalisis gambar dermatoskopik. Namun, efektivitas AI bergantung pada kualitas data latih dan perwakilan kelompok minoritas yang belum optimal. Upaya juga dilakukan untuk mengintegrasikan algoritma yang memperhatikan bias dalam model AI.
Selain AI, inovasi seperti biopsi cair dan biomarker darah bisa meningkatkan diagnosis awal. Kebijakan pemerintahan yang spesifik gender dan kampanye kesadaran publik tentang risiko melanoma juga dapat membantu mengurangi disparitas. Diperlukan pendekatan holistik untuk memperbaiki deteksi dan tarif kelangsungan hidup bagi semua pasien melanoma, khususnya pria berisiko tinggi dan kelompok minoritas.
Teknologi inovatif seperti AI dan kebijakan yang ditargetkan diperlukan untuk memperbaiki disparitas gender dalam melanoma. Masing-masing faktor biologis, perilaku, dan kebijakan memiliki peran dalam diagnosis dan pengobatan. Pendekatan komprehensif yang inklusif diperlukan untuk meningkatkan hasil bagi pasien melanoma.
Sumber Asli: www.ajmc.com