Kanker payudara triple-negatif (TNBC) di Pakistan menunjukkan tantangan dalam prediksi pilihan perawatan. Penelitian menemukan bahwa ekspresi positif ERCC1 berhubungan dengan respons lebih rendah terhadap kemoterapi. Frekuensi pCR lebih tinggi pada kasus dengan ekspresi negatif ERCC1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ERCC1 dapat digunakan sebagai biomarker untuk stratifikasi pasien di perawatan neoadjuvan.
Kanker payudara triple-negatif (TNBC) di Pakistan menyumbang persentase yang signifikan dari kanker payudara. Tanpa ekspresi hormon tertentu, prediksi biomarker untuk pilihan perawatan terbatas. Peneliti melakukan studi untuk mengevaluasi peran ekspresi ERCC1 dalam memprediksi respons terhadap kemoterapi neoadjuvan pada pasien TNBC di Pakistan. Hasil penelitian ini dipublikasikan di The Breast Journal.
Studi cross-sectional melibatkan 132 kasus TNBC yang telah mendapatkan kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan. Pewarnaan imunohistokimia terhadap ERCC1 dilakukan pada spesimen biopsi yang diambil sebelum kemoterapi. Hasilnya dinilai secara semikuantitatif berdasarkan intensitas pewarnaan pada skala 0-3 dan proporsi sel tumor yang menunjukkan pewarnaan positif.
Respons terhadap kemoterapi neoadjuvan diklasifikasikan berdasarkan reaksi patologis, yaitu respons lengkap patologis (pCR) dan respons parsial patologis (pPR). Pengukuran beban kanker residu (RCB) dilakukan menggunakan kalkulator RCB MD Anderson. Hubungan antara ekspresi ERCC1 dan respons terhadap kemoterapi/kelas RCB dievaluasi.
Hasil menunjukkan 90,9% kasus TNBC (n=120) diekspresikan ERCC1, dengan pCR tercatat pada 18,2% kasus (n=24). Terdapat asosiasi signifikan antara ekspresi ERCC1 dan pCR, di mana kasus dengan ekspresi negatif ERCC1 menunjukkan frekuensi pCR yang lebih tinggi (66,7%) dibandingkan dengan ekspresi positif (13,3%).
Kelompok positif ERCC1 juga menunjukkan frekuensi kelas RCB yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok negatif. Ekspresi ERCC1 positif berhubungan dengan stage nodal yang lebih tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa studi ini “menetapkan peran negatif ekspresi ERCC1 dalam memprediksi respons terhadap kemoterapi pada TNBC neoadjuvan. Oleh karena itu, ERCC1 bisa dijadikan sebagai marker prediktif untuk mengelompokkan pasien yang akan mendapat manfaat dari terapi neoadjuvan.
Studi ini menunjukkan potensi ekspresi ERCC1 sebagai biomarker positif dalam memprediksi respons terhadap kemoterapi pada pasien TNBC di Pakistan. Hasil menunjukkan bahwa ekspresi negatif ERCC1 berkorelasi dengan respons yang lebih baik terhadap pengobatan. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa ERCC1 dapat digunakan untuk menargetkan terapi neoadjuvan secara lebih efektif.
Sumber Asli: www.docwirenews.com