Evolusi Cepat Kardiotoksisitas pada Kanker Payudara dan Pentingnya Data Lebih Lanjut

Artikel ini membahas pentingnya penanganan kerusakan jantung akibat radiasi pada pasien kanker payudara. Radiasi dapat menyebabkan efek samping jangka panjang yang serius, dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam penelitian tentang isu ini, dan teknik baru telah dikembangkan untuk mengurangi dosis jantung.

Kerusakan jantung akibat radiasi pada pasien kanker payudara merupakan masalah klinis penting yang harus mendapat perhatian lebih. Walau teknik radiasi dapat meningkatkan kelangsungan hidup spesifik kanker, kerusakan jaringan jantung dapat terjadi, menyebabkan toksisitas jangka panjang. Lebih dari setengah dari 250.000 pasien kanker payudara di AS tiap tahun akan menerima radioterapi, membuat mereka berisiko lebih tinggi untuk penyakit jantung.\n\nPerubahan jantung akibat radiasi biasanya muncul sebagai efek samping tahap akhir seperti penyakit arteri koroner, fibrosis miokard, dan disfungsi mikrovasular. Dalam periode 2005 hingga 2022, publikasi tentang toksisitas jantung akibat radiasi meningkat 24 kali lipat, menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap isu ini. Berbagai faktor risiko juga diperhatikan, seperti dosis jantung rata-rata yang berbanding lurus dengan kejadian koroner utama. Jika ada faktor risiko kardiovaskular, risiko kejadian koroner dapat berlipat ganda.\n\nTeknik bagi mengurangi dosis jantung telah berkembang pesat. Dalam periode 2010-an hingga sekarang, perencanaan CT canggih digunakan dengan posisi supine atau prone, teknik pernapasan dalam, dan terapi radiasi yang dimodulasi intensitas. Upaya ini dapat menurunkan dosis jantung hingga 20-70%. Saat ini, tidak ada batas dosis jantung yang terstandarisasi untuk substruktur jantung, dan masih dibutuhkan biomarker untuk menilai risiko pada pasien yang menerima radiasi jantung.\n\nKalkifikasi arteri koroner (CAC) dapat memprediksi kejadian kardiovaskular di populasi umum dan berperan penting dalam merencanakan radioterapi. Penilaian CAC pada imaging dapat membantu menentukan pasien dengan risiko tertinggi mengalami kejadian jantung setelah terapi radiasi. Selain itu, imaging dan data baru harus dapat membantu mendeteksi disfungsi jantung yang relevan sejak dini. Bergom menekankan bahwa meskipun sebagian cukup kecil, penting bagi penelitian klinis lebih lanjut untuk memfokuskan pada end point kardiotoksisitas.

Kerusakan jantung akibat radiasi pada pasien kanker payudara memerlukan perhatian lebih dalam bidang onkologi. Meningkatnya jumlah penelitian menunjukkan pentingnya pendekatan yang lebih baik untuk mencegah toksisitas kardiovaskular. Faktor risiko serta metode baru yang dikembangkan untuk mengurangi dosis jantung juga menjadi fokus utama. Penilaian serta pelacakan kondisi jantung yang lebih baik diperlukan untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi setelah menerima terapi radiasi.

Sumber Asli: www.cancernetwork.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *