American College of Radiology Luncurkan Registry Deteksi Dini Kanker Paru

ACR akan meluncurkan Early Lung Cancer Detection Registry pada akhir 2025 untuk meningkatkan manajemen nodul paru insidental. Registry ini akan memberikan umpan balik tentang diagnosis dan rekomendasi tindak lanjut untuk meningkatkan deteksi kanker paru.

American College of Radiology (ACR) akan meluncurkan Early Lung Cancer Detection Registry pada akhir 2025. Registry ini bertujuan untuk memberikan umpan balik tentang diagnosis dan manajemen nodul paru insidental yang dapat ditindaklanjuti (IPNs). Fokus utama adalah meningkatkan kualitas rekomendasi laporan radiologi dan tingkat penyelesaian tindak lanjut yang tepat waktu.

IPNs adalah temuan insidental yang paling umum dalam pemeriksaan radiologi. Sekitar setengah dari pasien dengan kanker paru yang terdeteksi sebagai IPN tidak memenuhi syarat untuk skrining kanker paru. Diperkirakan 60% pasien dengan IPNs hilang dalam tindak lanjut.

Registry baru ini akan membantu organisasi kesehatan memperbaiki manajemen IPNs dan meningkatkan hasil diagnosis. Ella Kazerooni, MD, menekankan pentingnya skrining dan program IPN dalam mendeteksi kanker paru lebih awal.

Terdapat dukungan pendanaan untuk modul baru ini dari Gordon dan Betty Moore Foundation yang diawasi oleh University of California di San Francisco.

ACR akan mengembangkan LCSR menjadi Early Lung Cancer Detection Registry untuk meningkatkan deteksi dini kanker paru. Registry ini bertujuan memberikan umpan balik diagnostik dan mendukung manajemen IPNs. Upaya ini diharapkan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan mendeteksi kanker paru lebih awal.

Sumber Asli: www.newswise.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *