Bahaya Kebakaran Hutan bagi Pasien Pascaoperasi Kanker Paru

Penelitian mengungkapkan bahwa kebakaran hutan meningkatkan masa rawat inap pasien kanker paru. Pasien terpapar kebakaran mengalami hampir 2 hari lebih lama di rumah sakit. Penelitian ini mendesak pentingnya pengembangan panduan kesiapsiagaan bencana untuk pasien rentan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan, yang mengandung partikel halus, tidak hanya meningkatkan risiko kanker paru-paru tetapi juga mengurangi tingkat kelangsungan hidup pasien setelah operasi kanker paru-paru. Penelitian dari American Cancer Society dan Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa pasien pascaoperasi kanker paru-paru mengalami masa rawat inap yang lebih lama saat terpapar bencana kebakaran hutan dibandingkan dengan pasien serupa dalam situasi normal. Penelitian ini mendukung perlunya panduan kesiapan bencana spesifik untuk populasi pasien rentan.

Para peneliti menganalisis data dari 1.070 pasien yang menjalani lobektomi atau pneumonektomi untuk kanker paru non-sel kecil (NSCLC) antara 2004 dan 2021. Rata-rata usia pasien adalah 69,3 tahun, mayoritas perempuan (52,7%) dan non-Hispanik Putih (77,8%). Paparan ditentukan berdasarkan deklarasi bencana dari FEMA di daerah tempat pengobatan dilakukan antara tanggal operasi dan tanggal keluar dari rumah sakit.

Hasil utama menunjukkan bahwa pasien yang terpapar bencana kebakaran hutan memiliki waktu rawat inap hampir 2 hari lebih lama dibandingkan pasien yang tidak terpapar (9,4 hari vs 7,5 hari; P < .001). Temuan ini menekankan pentingnya strategi berbasis bukti untuk melindungi pasien selama bencana iklim ekstrem. Hari yang tidak perlu di rumah sakit dapat memiliki implikasi ekonomi yang signifikan bagi pasien dan sistem kesehatan.

Leticia Nogueira, PhD, MPH, penulis utama penelitian ini, menyatakan bahwa tidak ada panduan yang jelas untuk melindungi pasien pascaoperasi kanker paru selama kebakaran hutan. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan panduan kesiapsiagaan bencana yang disesuaikan dengan populasi pasien rentan dan penyesuaian dalam metrik kualitas perawatan. Nogueira menekankan bahwa masa rawat inap yang lebih lama mungkin diperlukan untuk mendukung pemulihan bedah selama bencana, dan rekomendasi ini penting untuk meningkatkan hasil perawatan bedah.

Penelitian ini menyoroti risiko kesehatan yang dihadapi pasien dalam situasi bencana dan menekankan perlunya persiapan yang lebih baik untuk melindungi mereka di masa depan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan kebakaran hutan berpotensi memperpanjang masa rawat inap pasien kanker paru setelah operasi. Pentingnya pengembangan panduan bencana khusus untuk pasien rentan dan strategi berbasis bukti semakin jelas. Implikasi ekonomi dan klinis dari perpanjangan masa rawat inap juga harus dipertimbangkan dalam sistem kesehatan.

Sumber Asli: ascopost.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *